Chapter 12°1

Mulai dari awal
                                    

Beberapa detik Justin menunggu kepastian yang entah mengapa membuatnya sedikit gugup, Shay perlahan menjauh darinya. Dengan tak rela, Justin melepaskannya. Ia terduduk dan mulai memerhatikan Shay yang berjalan menggunakan tempurung lututnya ke arah rak. Lalu ia berbalik dan duduk di sekitar sana dengan kepala yang bersandar di sekitar rak berisi berloki-loki anggur. Kedua kakinya terjulur ke depan. Kemudian, Shay mendongak seraya menatap Justin dengan sirat yang masih sulit untuk ditebak.

"Kemarilah." lirih Shay lembut sembari menepuk-nepuk pahanya pelan.

Justin terdiam sesaat. Sedikit bingung sekaligus kikuk saat pikirannya mereka-reka tentang perlakuan mengejutkan dari Shay. Namun tak lama, Justin pun menghampirinya. Shay segera meraih tangan Justin, hingga ia mengarahkan Justin untuk duduk di sampingnya dengan kepala yang bersandar di sekitar dadanya. Justin menegang beberapa detik, atmosfir seakan membungkus dirinya sendiri sehingga suasana serasa semakin sunyi. Justin bisa mendengar dengan jelas degup jantung Shay yang berdetak secara teratur, lalu pergerakan dada Shay yang sesuai dengan deru napasnya. Ada rasa sensasi tersendiri untuk Justin saat mendengarnya.

"Manipulasi?" Shay terkekeh. "Kata-katamu terlalu berlebihan."

Justin merasakan kepala Shay berada tepat di dekat telinganya. Iris hazel Justin mulai bergerak menahan gugup hingga matanya melihat jemari Shay yang berlarian membelai lembut di sekitar pahanya yang terbalut celana katun berwarna hitam.

"Kau tidak akan termanipulasi hanya dengan itu." bisik Shay tepat di telinga Justin. "Aku hanya membuatmu..teralihkan."

Justin merasakan tangan Shay yang lain mulai membelai wajahnya. Mengelus lembut di sekitar rahangnya. Justin hanya diam, merasakan setiap inci sentuhan itu dengan sepenuh hati. Hingga jilatan lembab di daun telinganya membuat Justin menegang seketika. Dan beberapa detik kemudian, kedua pundak Justin merosot perlahan. Berangsur tenang dengan birahi yang mulai timbul.

"Ya.." Justin tanpa sungkan melenguh kecil. "Lakukan saja."

Dan Shay pun menjalankan aksinya. Satu tangannya yang sedaritadi menggerayangi paha Justin mulai bergerak cepat membuka resleting celananya. Jemari Shay masuk ke dalam celah resleting yang terbuka, meraba sesuatu yang mulai menyembul perlahan-lahan. Dengan lihai, si pelacur ulung itu menyibak celana dalam Justin dari dalam hingga milik Justin yang tengah menegang, mulai keluar dari celah resleting yang Shay buka. Putih dihiasi semburat kemerahan, milik Justin mulai menegang.

Shay melirik milik Justin. Satu tangannya sengaja ia jauhkan dari milik Justin. Sementara tangan yang lainnya masih setia bermain-main di sekitar rahang Justin yang tegas. Mata Shay beralih pada Justin yang kini tengah memejamkan mata dengan mulut yang sedikit terbuka menahan lenguhan.

"Jess." lenguh Justin tak tertahan.

Satu tangan Shay kembali mendekat di sekitar milik Justin. Jemarinya mulai bergerak lihai menyentuh batang milik Justin seraya mengusapnya lembut. Menelusuri setiap inci permukaannya, bijinya, hingga sampai di puncak kepalanya, dan Shay menggesek-gesek lubang kencingnya. Justin mendesah.

"Itu menyakitkan." Justin mendengus. "Uh..lanjutkan."

Shay terkekeh mendengar penuturan bocah itu. Ia pun kembali menjalankan aksinya dengan menggenggam lembut milik Justin, mengelusnya dari atas ke bawah. Shay mulai merasakan milik Justin yang semakin mengeras. Hingga tangannya kembali menjauh dan Shay segera meludahi tangannya sendiri. Lalu, dengan gerakan yang lihai, Shay kembali memberi sentuhan birahi pada Justin.

Justin mendengus, lantas mendesah menahan kenikmatan yang baru dibuat oleh Shay. Ia mulai menggeliat-geliat gelisah di sekitar dada Shay. Jalang itu menghiraukannya dan tetap terfokus memainkan milik Justin semakin cepat dengan tangannya. Sesekali lidahnya kembali bergerak hingga ujung lidahnya menyentuh satu daun telinga Justin.

SLUT [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang