PART 22 | Aku Wanita Tangguh!

107K 7.7K 505
                                    


Icha terbangun dengan perasaannya yang luar biasa. Tidak ada yang paling membahagiakan dalam hidupnya selain terbangun dalam pelukan orang yang ia cintai.

Terkikik, Icha merasa geli dengan pikirannya sendiri. astaga, kalau sudah tahu akan perasaannya manusia memang begini ya?

Mushkin baru selesai mengancingkan semua kancing kemeja nya ketika Icha masuk ke dalam kamar.

"Dasi yaaang.." Pinta Mushkin. Icha berjalan kegirangan. Setiap langkah yang dia ambil sepertinya menimbulkan sebuah percikan kebahagiaan yang luar biasa. Astaga, Icha malu pada dirinya sendiri.

Berjalan kembali ke arah Mushkin dengan dasi di genggamannya, Icha langsung melingkarkan dasi itu di leher Mushkin dan mendekatkan wajahnya, "Mau di iket dimana?" Godanya. Mushkin tertawa, meraih pinggang Icha dan mendekatkan tubuh Icha sehingga menempel dengannya.

"Di ranjang, boleh?" Kedipnya. Icha tertawa, memukul pelan dada Mushkin kemudian berusaha untuk memakaikan dasinya dengan benar.

Selama ia memakaikan dasi, posisinya begitu intim dengan Mushkin, mereka saling menempel tetapi wajah mereka berjauhan karena tangan Icha yang bersandar di dada suaminya. Seharusnya Icha berjinjit saat memakaikannya dasi, tapi Mushkin mencondongkan tubuhnya sehingga tidak membuat Icha kesulitan dengan tinggi badannya.

CHUP!

Tanpa Icha duga sama sekali, satu ciuman mendarat di bibirnya hingga membuat seluruh wajahnya panas dan pipinya memunculkan sebuah rona merah yang begitu kentara.

Astagaaa..

Jantung Icha berdetak lebih cepat. Ia ingin berteriak, ingin berjingkrak-jingkrak, ingin menari-nari saking senangnya.

Kalau sudah begini, dengan perasaannya pada Mushkin Icha tidak bisa apa-apa selain menundukkan kepalanya karena malu.

Mushkin tertawa melihatnya, ternyata wanita ajaib yang menjadi istrinya ini bisa malu juga.

"Kirain cabe-cabean gak akan malu kalau di cium begitu." Ledeknya. Nah, kan.. mulai lagi.

Icha langsung mendorong Mushkin dan menjauhkan tubuh mereka.

"Dasar om-om gatel!" Gerutunya. Mushkin kembali menariknya, kali ini ia memeluk pinggang Icha lebih erat dari sebelumnya.

"Om gatel? Iya, memang gatel. Garukin dong Chaaa.." Godanya. Mushkin mengangkat-angkat alisnya, dan Icha bersumpah seluruh bulu kuduknya langsung berdiri!

"Aku tahu kenapa pak Reno paling gak suka liat kamu mainin alis. Aduduh.. geli liatnya." Gidiknya. Mushkin tertawa lagi.

"Udah ah, kita berangkat. Udah siang pak!" Icha kembali menjauhkan tubuhnya. Ya, memang sudah siang. Tapi untuk pertama kalinya Mushkin merasa bahwa bekerja adalah hal yang paling menyebalkan untuknya!

Padahal kalau ia tidak bekerja, Icha pasti akan bersamanya seharian ini di rumah.

Oh, Reno... sekarang Mushkin mengerti kenapa Reno sering membolos kerja saat sudah menikah dengan Sharen.

Sayangnya ia tidak bisa seperti itu, Reno bos besar. Sementara dia, yang menggantikan Reno ketika tidak ada kan dia. Sialnya asistennya pun adalah istrinya sendiri. jadi kalau Mushkin tidak bekerja, tetap saja Icha bekerja.

Argg.. mendadak ia kesal dengan keputusannya untuk bekerja sama dengan Reno.

***

Sampai di Hyde, Icha mengerutkan keningnya ketika mendapat banyak ping di ponselnya yang berasal dari Sharen. ada satu pesan yang mengatakan bahwa Mushkin harus mengaktifkan ponselnya.

You and I (2)Where stories live. Discover now