PART 8 | Penguras HARTA

94.9K 7K 335
                                    


BUGH! BUGH! BUGH!

"AWW! KENAPA LO PUKUL-PUKUL GUE??!!" Mushkin bangkit dari tidurnya, ia langsung terduduk dengan sempurna. Kepalanya pening karena pukulan bertubi-tubi yang Icha daratkan pada kepalanya.

"LO TANYA KENAPA? HEH! ONTA! LO PERKOSA GUE!!!!" Teriak Icha lagi. mushkin mengerutkan keningnya, untuk sepersekian detik ia memperhatikan keseluruhan kondisi kamar dan kondisi mereka berdua. Tubuh Icha polos, hanya tertutupi oleh selimut yang melilitnya, tubuhnya juga polos, tidak tertutupi apa-apa. pakaian mereka berserakan dimana-mana dan mereka berada di atas ranjang yang sama.

ASTAGA! Apa yang semalam mereka lakukan?!!

Mushkin memundurkan tubuhnya sejenak, ia menyilangkan kedua tangannya dan menatap Icha seperti orang yang baru saja ternodai oleh gadis itu.

PLETAK!

Satu pukulan mendarat kembali di kepalanya.

"Kenapa kesannya lo yang di nodain sama gue sih? Heh! Harusnya gue yang pasang ekspresi begitu." Gerutu Icha. Gadis itu masih bersikap biasa saja, tidak menangis seperti gadis-gadis lain yang berada dalam film. Hell, saat seperti ini kenapa memikirkan film sih?

"Y―ya, gi.. tunggu! Kenapa kita bisa begini sih?" Mushkin memperhatikan Icha lagi. ia menatap bagian leher Icha dan atas dadanya yang memerah akibat.. oh Man! Itu pekerjaanmu! Sialan, kau bisa juga membuat tanda begitu!!

"Lo malah nanya sama gue sih! Semalem kan yang tiba-tiba cium gue elo. Diantara kita yang hasrat menyosornya paling tidak tertahankan kan emang lo."

Ya Tuhan. .

Gadis ini, dia bukan wanita!

"Tapi lo juga bales gue, yang narik gue sama buka baju gue siapa?"

"Ya emang gue, lo juga pelorotin―"

"Arg! Cukup!" Mushkin merinding memikirkannya. Dalam hidupnya, sekalipun ia sering bergonta ganti pacar tetapi ia belum pernah menyentuh mereka sangat jauh, dan sepanjang hidupnya pula meskipun Mushkin mesum, itu hanya pikirannya saja. pada kenyataannya, ia sangat menjauhi hal yang bisa menghancurkan hidupnya dan wanita yang di nodainya. Damn, dia sudah terlanjur basah.

"Jadi gimana? Lo cepet mandi gih!! Ganti baju, beliin gue baju biasa. Gak mungkin kan gue keluar dari kamar ini pake baju begituan?" Icha menunjuk ke arah bajunya yang tersobek bagian bawahnya.

"Kenapa harus gue?" Tanya Mushkin. Icha memukul kembali kepalanya, "Ya, lo mikir! masa gue cari baju sambil begini? Bisa masuk berita gosip nanti. Udah cepet ganti baju lo! Beliin gue baju." Perintah Icha lagi. mushkin tidak menjawabnya, dengan malas ia bangkit dari ranjang, memunguti pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk memakainya.

Setelah keluar kamar mandi, Mushkin langsung pergi keluar kamar. Sementara icha memegang dadanya yang saat ini sedang bergemuruh.

"Oemji.. gue ngapain semalem sama dia?" Gumamnya. Tidak ada pancaran ketakutan apapun dalam hatinya, ia masih memikirkan kejadian semalam yang entah mengapa begitu membekas dalam ingatannya.

"ARG! Bisa gila gue.."


******


Lima belas menit kemudian, Mushkin kembali masuk ke dalam kamar dan menyerahkan satu kantong kertas berisi pakaian pada Icha.

"Tunggu diluar, gue mau mandi. Setelah itu kita obrolin semuanya." Ucap Icha begitu kantong itu sudah berpindah ke tangannya.

You and I (2)Where stories live. Discover now