3. Author's Pov -Sudut Pandang Bimo-

47.1K 2.7K 187
                                    

Karena kalau aku nulis langsung part Anna, akan tidak nyambung. Jadi aku putuskan untuk nulis dari sudut pandang Author lagi ya:)

Selamat menikmati kesakitan Bimo..

-

Author's Pov

Bimo menatap Anna dalam diam. Dilihatnya Anna yang terbaring lemah, dengan keadaan yang sama. Begitu damai dan pucat pasi. Tidak ada suara apapun di ruangan ini. Bahkan suara napas Bimo hampir saja tidak terdengar, karena beberapa kali dia harus menahan napasnya. Demi mengusir rasa sesak di dadanya.

"Anna, istriku yang cantik. Sampai kapan kamu tidak mau membuka matamu? Sampai kapan kamu tertidur seperti ini dan hanya memberikan harapan yang tidak pasti?" Di genggamnya tangan Anna dan di remas lembut. "Kamu boleh marah padaku Anna, maki-maki aku semau-mu. Siksa aku semau-mu. Tapi tidak dengan kamu diam dan tidak merespon apa yang aku lakukan seperti sekarang ini?"

Hening.

"Harus dengan cara apalagi supaya kamu mau membuka matamu itu Anna? Setiap hari aku berbicara, berharap kamu mendengar semua yang aku katakan. Tapi, kamu sama sekali tidak mendengarkanku," gumamnya serak. Bimo menyeka air mata yang lolos dari pertahanan.

"Baiklah kalau begitu. Aku masih suami kamu bukan? Dan seorang suami itu berhak menyuruh dan melarang apapun pada istrinya. Dan jika seorang istri membantah ucapan suaminya. Berarti istrinya itu berdosa," ucap Bimo dengan tenang. Ucapannya berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang bergemuruh.

"Aku adalah suamimu. Dan kamu adalah istriku. Jadi, aku memerintahkan kamu untuk membuka matamu sekarang!" ujarnya dingin. Diremasnya tangan Anna semakin kuat. "Sekarang Anna!"

Hening. Bimo bangkit dari duduknya dan menatap istrinya sedih dan frustasi.

"Anna dengarkan aku! Aku menyuruh mu membuka matamu sekarang! Apa kamu tidak dengar itu?" Bimo menunduk, kedua tangannya membingkai wajah pucat Anna.

"Anna?! Apa kau tidak mendengarku? Anna buka matamu sekarang juga, atau kau akan jadi isteri yang berdosa karena tidak menuruti apa yang suamimu katakan... Anna buka matamu sekarang!!" teriak Bimo frustasi mengguncang bahu Anna. Air matanya sudah membasahi wajahnya. Bahkan sudah menetes membasahi baju yang di pakai Anna.

Semakin gencar Bimo mengguncang bahu Isterinya dan berteriak agar Anna membuka matanya.

"Anna buka matamu! Dan kamu bisa menghukumku dengan cara yang lain! Tidak dengan diam seperti ini. Ini sangat menyakitkan Anna. Buka matamu sekarang juga Anna! Buka sekarang!" Bimo berteriak dan mengguncang lebih keras bahu Anna yang tidak merespon apapun.

"Anna!"

"Mas!" Aliza yang baru saja datang terkejut melihat Bimo sedang berteriak-teriak dengan frustasi menyuruh Anna membuka matanya. "Apa yang kamu lakuin Mas." Aliza menarik lengan Bimo agar melepaskan tangannya dari bahu Anna.

"Dia tidak mau membuka matanya, Al," gumam Bimo frustasi.

Aliza memegang kedua lengan pria di hadapannya, lalu menghadapkannya padanya. Di tatapnya lembut pria yang tengah menangis itu. "Kamu harus istirahat Mas, biar aku yang ganti kamu jaga Anna," ucapnya kemudian setelah menghela napas. Sebenarnya dia merasa tidak tega melihat kondisi sahabat suaminya sekaligus adik iparnya itu dalam satu bulan ini. Karena keadaan Anna yang tidak menunjukan perubahan sedikitpun.

"Aku belum lelah," ujar Bimo mengalihkan pandangannya pada Anna.

"Kamu boleh saja bilang fisikmu tidak lelah, tapi psikis-mu yang lelah. Istirahatlah, biar aku yang menunggu Anna," ucap Aliza lembut, lalu melangkah melewati Bimo dan duduk di tempat Bimo tadi duduk.

My Last Happiness (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang