Bimo's Pov

58.5K 2.8K 86
                                    

SELAMAT PAGI READERS, SELAMAT MENIKMATI BACAANNYA YA. SEMOGA TERHIBUR..

----------------------------------------------------------------------

Mempunyai seorang istri yang cantik, baik, pintar, perhatian dan pengertian itu pasti menjadi idaman para pria dimana pun. Dan aku adalah salah satu pria beruntung itu. Karena aku mempunyai Anna. Seorang wanita yang aku cintai setengah mati. Seorang wanita yang akhirnya bersedia menjadi istriku tepat delapan bulan yang lalu.

Sunggu kebahagiaan yang sangat luar biasa dan tak tergambarkan saat dia akhirnya bersedia menikahiku.

Pernikahan yang aku impikan yaitu, bisa menikah dengan wanita yang aku cintai kini sudah terkabulkan. Semuanya berjalan sesuai dengan apa yang aku inginkan. Hanya saja satu masalah yang harus kami hadapi yaitu, sikap tidak baiknya Mommy pada Istriku. Aku tidak tahu apa yang membuat Mommy bersikap seperti itu pada Anna. Padahal aku merasa Anna sudah pantas dibilang sebagai menantu idaman. Dia selalu bersikap baik meski mendapat sikap yang sebaliknya dari Mommy.

Aku tahu Mommy bersikap tidak baik pada Anna dari awal. Tapi, aku tak bisa berbuat apa-apa, tak ada yang bisa aku pilih diantara keduanya. Yang satu adalah wanita yang paling aku sayangi, bagaimanapun dialah wanita yang sudah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan dan memberikanku kasih sayang hingga aku bisa hidup sampai sekarang. Dan yang satunya, dia adalah belahan jiwaku. Wanita yang sangat aku cintai dan aku tidak bisa hidup jika dia tidak berada di dekatku.

Awalnya aku tidak mau ambil pusing tentang perseteruan mereka. Karena Anna selalu bisa menyikapi sikap Mommy dengan baik dan tak ada niatan untuk membalasnya. Hingga akhirnya saat itu Rana -saudara sepupuku- datang kerumah bersama Mommy dan berniat untuk tinggal beberapa lama di rumah. Secara pribadi, aku tidak masalah dengan kehadiran Rana pada awalnya. Karena dia sendiri sudah kuanggap seperti adikku sendiri.

Tapi, ternyata keadaan berbanding terbalik dengan Anna. Dia merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rana diantara kami. Awalnya memang aku menyangka kalau Anna hanya mengira-ngira saja kalau Rana mempunyai perasaan padaku karena sikap kami berdua bisa dikatakan berlebihan. Meski aku tahu memang sebenarnya Rana pernah menyukaiku.

Tapi, ternyata dugaanku salah, mengira Anna hanya menerka-nerka perasaan Rana terhadapku. Dia benar tahu kalau Rana memang menyukaiku.

Saat itu dia terlihat marah sekali padaku. Mungkin karena dia bosan menunggu aku yang hanya berdiam diri dan tak melakukan apapun saat dia berada di dalam tekanan Mommy dan Rana.

Kepergian dia saat marah itu menjadi puncak kemarahanku. Dan seakan menyadarkanku betapa berartinya dia untukku. Bahkan aku merasa akan gila jika aku tidak menemukan Istriku di tengah-tengh perkebunan teh yang tidak aku ketahui dimana ujung.

Berbagai tempat aku sudah temui. Desa yang hanya ada satu-satunya di tempat ini, dan orang-orang itu sama sekali tidak pernah melihat istriku. Hutan yang berada tak jauh dari villa kami juga hingga ke sudut-sudut perkebunan teh itu aku mencarinya. Tapi tak kutemukan dia dimanapun.

Keadaan hatiku sangat kacau saat itu. Semua orang terkena imbas dari kemarahanku termasuk Mommy terutama Rana. Ditambah hujan deras yang tak kunjung reda semakin memperburuk suasan hatiku.

Malam itu aku sudah tidak tahu harus mencari Anna kemana lagi. Hari sudah larut malam dan orang-orang yang membantuku mencari dia akhirnya pulang ke rumahnya masing-masing.

Aku menangis dan meneriakan namanya sekencang-kencanya sampai kurasa pita suaraku akan putus. Aku tak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu dengan dia dan bayi kami.

Oh , Tuhan bagaimana aku tidak merasa peka pada keadaannya saat itu. Dan bodohnya aku baru menyadarinya setelah aku kehilangan dia.

Aku melihat pada jam tanganku. Sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Dengan berat hati aku menghentikan pencarianku dan kembali ke villa.

My Last Happiness (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang