CSD 31

9.6K 429 15
                                    

"Sebaiknya...hubungan kita kembali seperti dulu, hubungan antara dosen dan mahasiswa" ujar Pak Dirga.

Degh !!

Tanpa sadar Echa melangkah mundur, amat pelan. Kembali menundukkan wajahnya, melihat kedua kakinya tanpa alas kaki.

"Tapi Pak Dirga bukan dosen saya lagi, Pak Dirga sudah berhenti mengajar kan ??"

"Iya kamu benar, saya bukan dosen kamu lagi. Dan itu adalah penyesalan terbesar kedua saya, menyesal karena mencintai kamu. Saya mengorbankan pekerjaan saya demi perempuan yang tidak mencintai saya" ucap Pak Dirga sedikit tinggi.

"Menyesal ?? Menyesal mencintai saya ?? Apa itu artinya...hubungan kita berakhir ?? Putus ??" ucap Echa ragu memainkan kedua ekor matanya.

Tidak ada jawaban dari Pak Dirga. Putus ?? Bukan maksud dia mengatakan itu, justru dia sama sekali tak terfikirkan kata putus untuknya. Hanya saja, yang dia butuhkan saat ini adalah break sementara. Mengoreksi diri masing-masing, apakah mereka benar-benar saling mencintai ?? Bukan karena jantung Pak Romi yang ada ditubuhnya ?? Hanya satu yang ingin dia pastikan untuknya, DIA TIDAK AKAN PUTUS DENGAN ECHA, karena jauh dilubuk hatinya...dia sadar, kalau dia mencintai gadis yang ada dibelakangnya saat ini. Yang dia perlukan, hanyalah jalan masing-masing untuk sementara waktu.

Pak Dirga membalikkan badannya, melangkah mendekati Echa. Lalu menarik tangannya untuk masuk kedalam mobil, mengantarnya pulang. Tanpa ingin melanjutkan pembicaraan mereka hari ini.

"Ayo, saya antar kamu pulang"

"Enggak. Saya gak akan ikut Pak Dirga pulang, saya pulang sendiri" Echa menepis tangannya, tidak kasar. Sangat lemah, tapi itu berhasil membuat Pak Dirga melepaskan tangannya. Melihat gadis itu sebentar, tubuhnya sedikit bergetar serta menggigil, memainkan kedua kakinya tanpa alas kaki.

"Terserah kamu" ucapnya amat sangat dingin. Setelah mendapatkan penolakan darinya, pria itu berbalik memutari badan mobil. Lalu, masuk kedalamnya, menyalakan mesin mobil dan meninggalkan Echa dikesunyian malam.

'Ditempat ini, Pak Romi ninggalin aku demi Putri. Dan ditempat ini pula, Pak Dirga ninggalin aku...bukan, Pak Dirga bukan ninggalin aku. Tapi, ditempat inilah hubungan kami berakhir' Batin Echa setelah kepergian Pak Dirga dari hadapannya, dia terus memainkan cincin perak yang melingkar indah dijari manisnya, cincin pemberian Pak Dirga.

Selang 10menit Pak Dirga meninggalkan Echa. Tanpa disengaja, dia melihat benda yang melingkar dipergelangan tangannya. Jarum jam pendek menunjuk angka 23.00.

Shit !!

Dia memukul setir, lalu memutar balik kembali ketempat dimana dia meninggalkan Echa tadi. Bagaimana mungkin dia meninggalkan seorang gadis tengah malam dipinggir jalan ?? Terlebih lagi gadis itu adalah Echa. Selama kembali ketempat dimana dia meninggalkan Echa tadi, dia terus menggerutu dan ngedumel, memikirkan kebodohoannya itu. Dia menepikan mobilnya begitu tiba, Pak Dirga mengedarkan pandangan matanya dari dalam mobil mencari sosok Echa. Tapi apa yang dia temukan ?? Baru 10menit dia meninggalkan Echa disana, sosok itu sudah tidak terlihat disekitar sana.

"Pergi kemana dia ??" dia menjalankan mobilnya perlahan, tidak lupa mengedarkan pandangannya ke luar mobil. Tapi, nihil. Dia sama sekali tidak menemukan sosok Echa.

Jauh disana, Echa yang telah dijemput oleh seseorang, hanya mengekorinya dari belakang berjalan dikoridor rumah sakit menuju ruangannya yang beraroma obat-obatan. Ruangan putih yang selalu menemaninya selama beberapa hari ini.

Ckllek (suara pintu terbuka)

Pria itu berhenti disebelah pintu yang telah terbuka, membiarkan gadis itu berjalan melewatinya. Kini, pria itu yang mengekorinya dari belakang. Perlahan, Echa menaiki ranjang kecilnya dan bersandar di dinding dengan menumpu satu bantal dibelakang punggungnya, kakinya berselonjor lurus.

[02] Cinta Semanis Duren ( Duda Keren ) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang