CSD 29

8.4K 467 13
                                    

"KALAU BUKAN GARA-GARA KAMU, AKU GAK AKAN KEHILANGAN ISTRI AKU !! KALAU BUKAN GARA-GARA KAMU, JANTUNG SIALAN INI GAK AKAN PERNAH MELEKAT DITUBUH AKU !! DAN AKU JUGA GAK AKAN PERNAH MENCINTAI KAMU !! WANITA SIALAN !! BRENGSEK !!"

Degh !!

Aku tertegun mendengar amarahnya. tanpa menggubris dan tidak ingin mendengar penjelasanku, dia langsung menelontarkan kata-kata kasar yang sama sekali tidak aku mengerti. Apa maksudnya, gara-gara aku, dia kehilangan istrinya ?? Dan jantung sialan itu ?? Ya Tuhan...aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia ucapkan. Dia menarik tanganku, membawanya kedepan pintu dan melempar tubuhku keluar apartemennya.

Brukk !!

Tubuhku jatuh tersungkur dilantai akibat dorongannya.

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi, bahkan...aku tak bisa meminta penjelasan apa maksud yang dia ucapkan tadi ?? Dia sudah melempar tubuhku keluar dari apartemennya dengan sangat kasar, sehingga keningku sedikit membentur dinding. Tanpa memberikanku kesempatan untuk menjelaskannya sedikit soal curahan isi hatiku yang kuketik didalam flashdisk.

"JANGAN PERNAH MUNCUL DIHADAPANKU LAGI !!"

BRAAAKKK !!

Dia membanting pintu, menutupnya. Meninggalkanku yang masih tersungkur dilantai.

Aku bangkit perlahan, lalu duduk bersandar pada dinding sebelah pintu apartemen Pak Dirga.

"Maafin aku...Pak Dirga..." aku menangis sejadi-jadinya, menyesali apa yang telah aku ketik didalam flashdisk biru itu.

©©©©©

~Dirga~

Dengan tanganku, aku mengusirnya keluar dari apartemen.

Setelah aku tau bahwa Risya adalah adik dari Echa, gadis yang sangat dicintai oleh almarhum Romi, pikiranku mulai kalut. Perasaan bimbang, apakah aku benar-benar mencintainya atau tidak ?? Beberapa hari ini aku sengaja menjaga jarak darinya, hanya untuk meyakinkan diriku sendiri apakah aku mencintainya atau...hanya karena jantung ini aku mencintainya ??

Hingga siang ini dia meneleponku dan memintaku untuk membantunya mengerjakan tugasnya. Tugas ?? Bagaimana dengan tugasnya ?? Sementara, tanpa sadar aku membanting leptopnya tadi. Persetan !! Buat apa aku perduli dengan tugasnya ?? Sementara selama ini dia hanya mengejekku dalam tulisan-tulisannya.

Aku sengaja menyuruhnya datang ke apartemenku, mungkin ini kesempatanku untuk bertanya kepadanya. Siapa Romi itu ?? Apakah dia mencintaiku ?? Niat awalku tadi...hanya ingin tau apakah dia mencintaiku atau tidak ?? Itu saja. Dan aku tidak perduli dengan perasaanku yang bimbang kala itu, aku tidak perduli jika perasaanku ini muncul karena jantung sialan yang bersarang ditubuhku. Bagiku...cukup dia mencintaiku, itu sudah cukup.

Tapi, apa ?? Bukan hanya sekedar jawaban yang aku dapat. Sebuah kenyataan yang menyesakkan yang harus aku terima. Aku hanya sebuah bahan ejeken ditulisannya. Tadi, saat Echa pamit ke toilet aku mengambil salah satu flashdisk dari dalam tasnya. Saat aku menancapkannya dilubang leptop, dan membuka beberapa file...

Dengan asal aku mengklik salah satu file...beberapa foto terkumpul difile yang aku buka, aku melihat satu-persatu fotonya yang ada didalam sana. Senyuman terhias diwajahku, ternyata...foto-foto yang aku lihat saat itu adalah foto-foto Echa saat SMA dulu. Dan...mataku terhenti saat menemukan satu gambar yang menarik perhatianku, gambar yang mengingatkanku akan sesuatu. Gambar seorang laki-laki yang tidak asing diingatanku, memakai jam tangan yang sama persis yang selalu aku simpan selama 2tahun ini, jam tangan pengendara motor yang menyebabkan istriku meninggal. Aku buru-buru kekamarku, mengambil jam tangan untuk memastikannya. Setelah kembali dari kamar dan membawa jam tangan, aku membandingkan jam tangan yang saat ini kupegang dengan gambar yang ada dilayar leptop, memang sangat persis !! Dan sama-sama terdapat inisial RA di tepi lingkaran jam tangan. Dan sekarang...aku mengamati gambar laki-laki yang memakai jam tangan itu, mengingat-ingat...apakah dia yang mengendarai motor saat itu ?? Sehingga istriku tewas ?? Sebuah bayangan masa lalu kembali berputar diotakku, masa lalu dimana kecelakaan itu terjadi. Aku sedikit menggeram, begitu menyadari wajah mereka memang sangat mirip dan dari sanalah aku tau, siapa pengendara motor yang menabrak istriku hingga meninggal dunia. Dialah Romi, Romi Adrian pemilik jam tangan usang yang selama ini aku simpan dan dia juga-lah yang mendonorkan jantungnya kepadaku. Kalau saja saat itu dia tidak mengejar Echa ke bandara, mungkin saja...istriku masih hidup hingga sekarang, kalau saja saat itu Echa mau menerima Romi, aku...tidak akan kehilangan istriku, kalau saja itu semua terjadi...mungkin sampai saat ini, aku tidak akan mengenal Echa.

[02] Cinta Semanis Duren ( Duda Keren ) [Complete]Where stories live. Discover now