CSD 25

9.6K 476 13
                                    

"Maaf...maafin aku..." ucap Pak Dirga lirih, nada suaranya sedikit bergetar. Gadis itu masih diam, melepaskan tangan Pak Dirga dan berlalu tanpa berkata apa-apa.

Tanpa sadar, Pak Dirga mengikuti Echa pergi, kemanapun gadis itu pergi. Pak Dirga mengekori Echa hingga akhirnya Echa masuk kedalam perpustakaan dan duduk dikursi yang masih kosong. Pria itu kembali mengekorinya hingga dia duduk didepan Echa hanya terhalang meja berbentuk segiempat. Baginya, asal Echa tidak melarang untuk terus mengekorinya itu sudah cukup. Pandangan matanya tidak lepas menatap Echa yang tengah mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya, sibuk dengan tugas-tugasnnya. Pria itu mengukir senyumnya sedikit, berharap gadis yang duduk didepannya dapat melihatnya walaupun hanya sebentar. Tapi, apa ?? Selama beberapa jam dia mengikutinya, tidak sekalipun gadis itu melihat ke arahnya. Jangankan melihat, melirikpun tidak.

Kemana Echa yang dulu dia kenal ?? Echa yang manja, Echa yang menyebalkan, Echa yang selalu membuntutinya, Echa yang selalu cemburu dengannya ?? Echa yang selalu kesal karena dia tidak membalas pesan dan tidak menjawab telponnya ??

Sekilas, Pak Dirga melihat luka lecet dikedua pipinya. Sedikit kaget, Terlihat tidak begitu jelas, karena rambutnya menutupi sebagian pipinya. Dia bangkit dari duduknya, berpindah posisi duduk disebelahnya. Memberanikan diri menepikan rambut yang menutupi kedua pipinya, berusaha menyelipkannya dibelakang telinga gadis itu. Namun, usahanya gagal. Echa menepis tangannya kasar.

"SUDAH SAYA BILANG, JANGAN SENTUH SAYA !!"

Duaaarrrr !!

Bagaikan bom atom yang meledak saat itu juga, mendengar ucapan Echa dengan nada sangat tinggi. Dadanya terasa sesak, terasa ribuan binatang buas tengah mencabik-cabik habis dirinya untuk dijadikan santapannya. Terlebih lagi...dia melihat, buliran air mata mengalir turun begitu saja, turun jatuh dikedua pipi mulus gadisnya. Meskipun Echa memakai kacamata hitam, dia yakin kalau saat ini Echa sedang menangis.

Ya, gadis itu menangis. Dia memalingkan wajahnya, menutupi pipinya kembali dengan rambut panjangnya. Membereskan buku-buku yang baru saja dia keluarkan, memasukkan kembali kedalam tas. Beranjak pergi meninggalkan Pak Dirga yang masih duduk membatu disana.

'Kamu...benar-benar membenci saya Echa ??'

Semua pengunjung yang sempat menatap heran ke arah mereka, kembali menyibukkan diri dengan tugasnya masing-masing setelah melihat Echa keluar dari perpus tanpa diikuti Pak Dirga

© © © © ©

Dirumah Shasa

Echa mengikat rambutnya sedikit ke atas, membuka kacamata hitam dan meletakkan diatas meja. Mengeluarkan beberapa buku dan duduk dilantai bersama Kezia dan Shaha, duduk mengitari meja bundar berwarna coklat diruang tamu Shasa.

"Cha, mata kamu kenapa ??" tanya Shasa melihat kedua mata Echa yang bengkak dengan kantung mata yang masih setia menemaninya.

"Kurang tidur"

"Bolos kuliah, kurang tidur ??" heran Shasa, Echa hanya mengangguk.

"Terus, pipi lo kenapa lecet gitu ??" giliran Kezia yang bertanya sambil menorehkan tip-x diatas tulisannya.

"Digigit tikus" jawabnya asal.

"Tikus ?? Jangan-jangan 'lo kurang tidur gara-gara tikus yang gigit pipi 'lo ??" lagi-lagi Echa mengangguk.

"Selama aku bolos kuliah, emang ada tugas apa ??"

"Bahasa inggris dan BK"

"Oh..." mereka mulai mengerjakan tugasnya dengan sangat khusyuk dan serius tanpa harus ngobrol hilir mudik gak jelas ataupun ngegosip.

[02] Cinta Semanis Duren ( Duda Keren ) [Complete]Kde žijí příběhy. Začni objevovat