CSD 3

15.3K 718 7
                                    

Radit menepikan mobilnya dipinggir bangunan gedung sekolah, dimana Risya berada didalam gedung tersebut. Tidak lama kemudian, beberapa murid berbondong-bondong keluar dari gerbang sekolah, termasuk seseorang yang baru saja ditunggu Radit. Risya, pujaan hati Radit datang mendekati mobil berwarna merah dimana Radit berada didalamnya.

"Ayo masuj" Radit menurunkan kaca mobil setengah, setelah Risya berada didekat mobilnya. Ia membuka pintu mobil, lalu tersenyum kepada Risya melihat gadis itu hanya berdiri mematung, terkejut melihat potongan-potongan mawar bertebaran di bangku penumpang sebelah Radit duduk dan sebuket bunga mawar diatas kursi penumpang.

"Ini..."

"Kenapa diam saja ??"

Risya mengambil sebuket bunga mawar lalu duduk disebelah Radit. Hidungnya terus saja meresapi aroma mawar yang dia pegang saat ini.

"Bunga ini untuk aku kak Radit ??"

"Bukan, siapa bilang untuk kamu ??" Radit menyalakan mesin mobilnya, hanya dalam hitungan detik, mobil yang mereka naiki menjauh dari gedung sekolah tersebut.

"Terus..." Risya menunduk, kecewa. Laki-laki yang berada disebelahnya mengambil bunga tersebut lalu memiringkan wajahnya sebentar, menatap Risya.

"Ini untuk pacar tercinta aku...Risya. Tentu aja ini buat kamu, kalau bukan buat kamu buat siapa lagi" Risya mengambil kembali sebuket mawar dari tangan Radit. Ia mengukir senyum diantara kedua bibirnya saat tangan kiri Radit menyentuh lembut pipi Risya.

"Kak Radit,,, kamu ga bosen, tiap hari ngasih bunga mawar buat aku ??"

"Selama bunga itu untuk kamu, aku ga akan bosan...kamu sudah tau aku selalu memberikan bunga mawar itu untuk kamu. Tapi, kenapa kamu selalu bertanya bunga itu untuk siapa ??"

"Hanya ingin memastikan saja..." lagi-lagi Risya menghirup aroma mawar yang ada ditangannya.

"Kamu...belajar dari mana kak Radit ?? Kok bisa romantis gini ??"

"Bang Romi...dia pernah bilang sama aku, kalau kita mencintai seorang wanita...kita harus selalu mengejarnya meskipun wanita itu tidak pernah mencintai kita. Dan kalau kita sudah memilikinya, kita harus selalu menjaganya, salah satunya...kita harus bersikap romantis untuk wanita yang kita cintai..." terang Radit.

"Kamu kenapa ris ?" selidik Radit, melihat raut wajah Risya yang berubah murung. tapi, tetap matanya konsen ke jalan memperhatikan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang diantara mereka.

"aku...jadi inget sama kak Echa... Andai aja bang Romi masih hidup, andai aja kak Echa nerima Bang Romi...dan sepertinya...kak Echa belum bisa melupakan bang Romi, karena sampai saat ini...aku ga tau, kak Echa sudah menemukan pengganti bang romi atau belum"

"Kamu benar Ris..." Radit membelai rambut Risya lembut, berusaha menghiburnya.

Kamu benar ris...andai aja bang Romi masih hidup, andai aja aku tau siapa penerima jantung bang Romi...apakah dia laki-laki atau perempuan ?? Jika dia laki-laki, apakah dia bisa mencintai Echa ?? Seperti Bang Romi mencintai Echa sampai mati ?? Apakah jantung Bang Romi bisa menemukan Echa kembali ?? Apakah mereka bisa berjodoh ??dengan jantung milik bang Romi ditubuh orang lain ?? Batin Radit.

Flashback On

Saat dirumah sakit, dimana Putri terbaring lemah karena usahanya untuk bunuh diri gagal. Bang Romi keluar ruangan, mendekati Radit yang duduk didepan ruangan dengan wajah lelah yang hampir saja tertidur.

Bang Romi memukul pelan paha Radit, memaksakan Radit untuk membuka kedua matanya lebar-lebar.

"Kenapa bang ??" Radit membenarkan posisi duduknya.

[02] Cinta Semanis Duren ( Duda Keren ) [Complete]Where stories live. Discover now