Hati yang Terprogram untukmu

Start from the beginning
                                        

Harry tertawa pelan, seolah bisa membaca isi kepala Aqeela. Tatapannya dalam, tapi nada bicaranya tetap ringan.

“Nggak sekarang... Nanti juga aku kasih tahu sendiri, Aqeela…,” ucapnya. “Sini, tas kamu aku bawain.”

Aqeela menyerahkan tasnya dengan ekspresi malu-malu. “Oke deh... maaf ya kalau aku nanya-nanya terus.”

“Gapapa, Aqeela. Terus tanya aja sepuas kamu. Aku suka, kok, diinterogasi kamu,” balas Harry sambil tersenyum.

Mereka pun keluar dari mobil. Aqeela masih belum bisa berhenti senyum-senyum sendiri. Dalam hati dia bergumam, "Harry lo tuh cowok paling gentleman yang pernah ada. Lo bawain tas gue, lo masakin gue. Omg. Mulai sekarang gue resmi jadi fans premium her,Titik."

Ketika mereka berjalan menuju arah gerbang, Aqeela menoleh ke arah mobil yang terparkir di samping. Minicoper maroon. Sangat familiar.

“Eh…” gumamnya pelan.

Benar saja, dari dalam mobil itu keluar Fattah dan Zara. Aqeela langsung nyeletuk,

“Ciee... Fattah. HTS mulu, kapan nih jadiannya?”

Fattah dan Zara hanya tersenyum kikuk sambil saling pandang.

“Tumben lo pake mobil itu lagi,” komentar Aqeela sambil menunjuk ke arah Minicoper-nya.

Fattah tertawa kecil. “Ya sayang aja, Qeel, kalau nggak dipake. Kangen juga sama mobil ini.”

Aqeela mengangguk-angguk sok serius. “Boleh-boleh aja kangen sama mobil itu. Asal jangan kangen sama gue-nya. No no ah ah. Lo sekarang tugasnya bahagiain Zara, sahabat gue, titik.”

Ucapan absurd itu sukses membuat suasana sedikit canggung. Tapi hanya sebentar. Karena Harry yang sedari tadi memperhatikan interaksi Aqeela dan Fattah mulai merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Cemburu? Ya, jelas aku cemburu. Sama dia. Sama cowok yang pernah ada di hidup kamu, batinnya.

Tanpa sadar, Harry menggenggam tangan Aqeela. Hangat. Lembut. Tapi juga tegas.

“Ayo, Aqeela. Kita sarapan dulu,” ucapnya tiba-tiba. Tatapannya mengarah ke Fattah dan Zara. “Duluan ya, Fat, Zar.”

Aqeela hanya mengangguk. Dalam hati, ia merasa Harry mulai aneh.

Sementara itu, Harry berjalan cepat sambil masih menggenggam tangan Aqeela.

Hati abang panas, dek. Beneran panas.

Tanpa disadari oleh keempat remaja itu, ada sekelompok mata-mata yang menyaksikan semua adegan dari balik jendela lantai dua gedung sekolah geng paling hits sekaligus paling haus gosip SlayQueen.

“Waw...” gumam Yoona, sang ketua geng, dengan nada dramatis. “Pemandangan pagi ini cukup menarik.”

“Bener banget,” sahut Electra sambil membelalakkan mata. “Seorang Harry, bawain tasnya Aqeela?”

“Terus genggam tangannya!” seru Shakira hampir meloncat kegirangan.

“Gue yakin mereka udah official jadian sih,” kata Gizzle sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri, gemas tak karuan.

“Gemessss bangetttt!” seru keempatnya bersamaan, seperti paduan suara yang sudah terlatih menggosip sejak lahir.

“Mana bucinnya di depan mantan Aqeela langsung lagi” ujar Electra yang sudah nyicil bahan buat sesi gibah siang nanti.

“Harry minta di-cie-cie-in sama Fattah kayaknya,” sambung Yoona sambil menahan tawa.

Tawa dan bisik-bisik pun memenuhi ruangan itu. SlayQueen sudah mengantongi konten untuk sepekan ke depan. Gosip pagi ini? Level dewa.

Love In AlgorithmWhere stories live. Discover now