Hati yang Terprogram untukmu

2.2K 143 17
                                        

"Dalam script tak berujung ini, aku tak ingin ada error yang membuatmu lelah. Cinta kita bukan soal menang atau kalah, tapi tentang sinkronisasi dua hati yang tak terpisahkan."

Alarm pagi membangunkan Aqeela. Tapi kali ini, dia tidak berguling-guling malas seperti biasanya. Ia langsung terbangun, bukan karena suara jam weker, melainkan ponselnya yang berdering. Nama Harry muncul di layar. Suaranya terdengar di ujung sana, lembut dan hangat.

“Morning, Aqeelaaa,” sapanya.

“Morning, Harry…” jawab Aqeela dengan semangat yang tak biasa. “Pagi yang cerah… secerah wajah cowok yang punya lesung pipi dengan vibes seadem air zam-zam!”

Harry tertawa kecil. “Aqeela… jangan berubah ya lucunya. Gini terus, aku suka..”

“Okeeyy, Harry. Aku tetep aku Aqeela Revanna Calestia” jawab Aqeela mantap.

“Siap-siap, ya. Tiga puluh menit lagi aku sampai rumah kamu.”

“See you, Harry!” tutup Aqeela, senyum lebar tak kunjung lepas dari wajahnya.

Begitu sambungan telepon terputus, Aqeela langsung menjerit pelan sambil guling-guling di kasur.

“SEMALAM GUE NYENDER DI PUNDAK HARRY?! SERIOUSLY?! Mana ada fans yang nempel ke idolanya kayaknya cuma gue doang. Aaaaaa!”

Dengan semangat tak tertahankan, ia berlari ke kamar mandi. “Hari ini gue mau mandi blubub blubub pake sabun banyak. Harus wangi. Harus glowing! Soalnya gue bakal ketemu masa depan gue yang cerahhh..”

Tepat tiga puluh menit kemudian, suara Tante Rita memanggil dari bawah.

“Aqeelaa, Harry udah sampai, nih!”

“Okeeyy, Tante! Aku turun!”

Sebelum turun, Aqeela mengendus bajunya. “Gue nggak bau kan?” tanyanya ke diri sendiri, padahal hampir satu botol parfum sudah ia habiskan. Ia turun pelan-pelan, penuh harapan dan… deg-degan.

Di ruang tamu, Harry sedang mengobrol dengan Papa Michael. Terlihat sangat akrab, seolah sudah lama kenal. Dan memang begitu kenyataannya hanya saja Aqeela yang belum tahu.

“Hai, Harry~” sapa Aqeela dengan senyum menggemaskan.

“Ayo kita sarapan dulu. Aku belum makan..” ucap Aqeela semangat.

“Kita sarapan di sekolah aja, Aqeela. Aku udah masak, kok. Kita makan bareng di sana okey” jawab Harry santai.

Fix. Ini bukan sekadar ngefans lagi. Ini udah kecintaan. Siapa coba yang nggak baper diginiin cowok modelan kaya Harry gini tuh siapa gue tanya?!

Aqeela terpaku memandangi Harry, senyum tak bisa ditahan.

“Reva, hey!” panggil Mama Mayang sambil terkekeh. “Kamu kenapa, sih, senyum-senyum liatin Harry gitu?”

“Pemandangannya indah banget, Mah. Bahkan pemandangan senja di edinburgh aja kalah sama yang di depan aku..” jawab Aqeela polos.
“ASBUN AKU CUMA ASBUN” ucap nya sambil mengangkat kedua jari membentuk peace.

“Duh, kamu jujur banget, Aqeela. Tante takut Harry pingsan deh jadinya” sahut tante Rita sambil tertawa.

Harry ikut tertawa, lalu mengangguk. “Ayo, Aqeela. Kita berangkat sekarang.”

“Let’s gooo~” serunya antusias.

Begitu keluar rumah, Aqeela tertegun. Di depan pagar bukan motor trail yang biasa ia lihat. Tapi... BMW Midnight Black Limited Edition.

“Her?” panggil Aqeela, bengong. “Ini apaan?”

“Mobil aku” jawab Harry tenang. “Sebelum ada agenda nongkrong yang Raisa ajak kemarin, pulangnya aku mau ajak kamu ke rumah aku. Ketemu orang tua aku.”

Love In AlgorithmWhere stories live. Discover now