PART 14 : Get Well Soon

Comenzar desde el principio
                                        

Mark menggigit bibirnya lebih keras, berusaha menahan isakan yang semakin menyakitkan.

"Ibu... aku bahkan berpikiran kotor tentang orang yang aku suka..."

Ibu Mark membeku.

"Aku jahat sekali..."

Mark menggeleng, tangannya mencengkeram bajunya sendiri. "Aku mencoba menahan semuanya, Ibu. Tapi aku hampir... aku hampir kehilangan kendali... Aku..."

Matanya menatap bekas luka di tangannya sendiri, lalu tangannya yang berdarah. "Aku menggigit diriku sendiri agar tidak menyakitinya... Aku meninju dinding agar pikiranku tidak dipenuhi hal-hal kotor tentangnya... Ibu, apa aku harus mematahkan semua gigiku supaya aku tidak boleh menandainya secara paksa?"

Ibu Mark mengusap rambut putranya dengan lembut, hatinya terasa semakin remuk. "Oh, Nak..."

Mark menelan ludah, suaranya nyaris tak terdengar. "Aku tidak mau dia membenciku, Ibu... Kalau dia tahu aku seperti ini... pasti dia akan takut... dia pasti akan membenciku..."

Ibu Mark menghela napas panjang, menangkup wajah putranya agar ia menatapnya langsung.

"Mark, kau harus jujur pada Haechan," katanya lembut. "Mungkin dia akan terkejut, tetapi tidak mungkin dia akan membencimu. Kalian sudah berteman selama 23 tahun."

Mark menggeleng, air matanya masih terus mengalir. "Tidak, Ibu... Dia pasti akan takut padaku... Tidak ada omega yang mau dekat dengan alpha sepertiku."

Ibu Mark tersenyum kecil, mengusap pipi putranya yang basah.

"Kau lupa sesuatu, Nak."

Mark menatapnya dengan mata penuh kebingungan.

"Haechan dibesarkan di keluarga alpha dominan. Ayahnya, ibunya, bahkan adiknya semuanya alpha dominan. Dan dia tidak pernah begitu membenci mereka, bukan?"

Mark diam.

"Kau juga harus ingat, Haechan bukan omega bodoh," lanjut ibunya dengan lembut. "Dia tidak menyamakan semua alpha. Kau tahu itu. Kau sudah bertahun-tahun bersamanya, dan dia tidak pernah bilang kalau dia membenci alpha kan? Dia cuma membenci alpha brengsek, Mark."

Mark masih tidak mengatakan apa-apa.

Ibu Mark tersenyum kecil. "Lagipula, sejak kau berubah menjadi alpha... apa kau pernah menyakitinya?"

Mark menggeleng cepat. "Tentu saja tidak."

Ibu Mark mengusap rambutnya dengan sayang. "Nah, itulah yang terpenting. Kau masih dirimu sendiri, Nak. Dan kalau kau belum berani mengatakan yang sebenarnya, setidaknya... jangan menjauhi dia."

Mark menggigit bibirnya, pikirannya masih dipenuhi ketakutan. Tetapi pelukan ibunya... setidaknya memberikan sedikit ketenangan dalam malam yang panjang ini.

Setelah membersihkan diri, Mark mengenakan pakaian bersih dan duduk di tepi tempat tidurnya. Kepalanya masih sedikit pusing, tetapi setidaknya tubuhnya sudah lebih tenang dibandingkan beberapa jam lalu.

Ia meraih ponselnya, menatap layar sejenak sebelum akhirnya menekan nomor yang sudah dihafalnya di luar kepala.

Nada sambung hanya berlangsung satu kali sebelum suara familiar itu terdengar.

"Melll! Kau sudah sehat, kan? Apa kau baik-baik saja? Aku mengkhawatirkanmu!"

Mark terdiam sesaat. Suara Haechan— nyaring, hangat, penuh perhatian, langsung membuat dadanya terasa lebih ringan. Seolah seluruh kelelahan dan kesakitannya sedikit mereda hanya dengan mendengar suara omega itu.

"Iya, aku sudah lebih baik." Mark mengusap tengkuknya, berusaha terdengar setenang mungkin. "Tapi kita bertemu besok saja, ya. Aku masih sedikit pusing."

"Oh... baiklah." Suara Haechan terdengar sedikit kecewa, tetapi tetap lembut. "Aku sudah memasakkan bubur untukmu. Nanti dimakan ya? Sudah aku titipkan ke Ibu kok."

Mark tersenyum kecil, matanya melembut. "Terima kasih, Haechanie."

"Hmm." Haechan menghela napas pelan. "Kau ini, kalau sakit jangan menghindariku. Kenapa pas aku sakit kau bisa merawatku, tapi kalau kau sakit malah menjauh?"

Mark terdiam.

"Aku sempat berpikir kau tidak mau berteman denganku lagi..." suara Haechan semakin lirih. "Ini pertama kalinya kau sakit separah ini, dan aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa."

Mark segera menggeleng meski tahu Haechan tidak bisa melihatnya. "Aku hanya tidak mau kau ikut sakit juga, tahu."

"Tapi—"

"Sudahlah." Mark mendesah kecil. "Tidurlah, besok kelasmu pagi, kan?"

"Iya, iya, baiklah. Good night, Mel."

"Good night, Chan."

Mark hendak mematikan telepon, tetapi suara Haechan kembali terdengar.

"Oh, iya, buka jendela pintu balkonmu sebentar."

Mark mengernyit, bingung. Tetapi tanpa banyak berpikir, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon, lalu membuka jendela.

Dan saat itu juga, ia membeku.

Di seberang balkon, Haechan berdiri dengan piyama beruangnya, tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.

Namun, bukan itu yang membuat Mark terdiam.

Di tangannya, omega itu memegang sebuah banner tulisan tangan yang tampaknya baru saja dibuat.

"SEGERA SEMBUH, MEL!"

Mark menatap tulisan itu, lalu menatap wajah Haechan yang tersenyum cerah.

Dada Mark terasa hangat.

Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat.

Untuk pertama kalinya hari ini, ia benar-benar tersenyum.

— to be continued —
˚✧⋆ jangan lupa vote dan comment ya ˚✧⋆

Hehe, tanganku gatel banget mau update tiga chapter 😭😭 Jangan lupa comment yang banyak yaaa, comment kalian tuh sumpah bikin seneng bangettt

HYPER DOMINANT CODEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora