PART 14 : Get Well Soon

15K 1.3K 76
                                        


Ibu Mark menghela napas, menatap pintu kamar putranya dengan khawatir. Sudah hampir tiga jam sejak Haechan duduk di depan pintu, dan meskipun anak itu bersikeras ingin menunggu, ibu Mark akhirnya memutuskan bahwa ini sudah terlalu larut.

"Haechan, sayang, lebih baik kau pulang sekarang. Sudah malam."

Haechan menoleh, terlihat enggan, tetapi ia mengangguk pelan. Anton juga sudah berkali-kali menghubunginya menyuruh pulang. "Baik, Ibu."

Ibu Mark tersenyum lembut, mengusap kepala omega itu sebelum menunggu sampai Haechan benar-benar pergi. Setelah memastikan tidak ada orang lain, ia menghela napas panjang dan mengetuk pintu kamar Mark.

"Mark? Nak, Ibu mau masuk ya."

Tidak ada jawaban.

Rasa khawatir semakin mencengkeram hatinya.

"Nak...."

Klik!

Dia bernafas lega, memutar gagang pintu dan membukanya perlahan.

Dan saat itu juga—

Matanya membelalak.

Di bawah cahaya lampu kamar yang temaram, ia melihat putranya duduk di kursi meja belajar, tubuhnya membungkuk lemas.

Tetapi yang paling mengejutkan—

Mata Mark bersinar keemasan.

Dan tangannya—

Darah.

Begitu banyak darah.

Ada bekas gigitan dalam di lengannya, kulitnya sobek parah seolah seseorang telah menggigitnya dengan brutal. Lantai di bawahnya ternoda merah, begitu pula kasur, seprei, dan bahkan dinding kamar.

Tangan Mark tampak penuh luka lebam, buku-buku jarinya memar, seolah ia telah memukul sesuatu berkali-kali.

"Ya Tuhan..." suara ibu Mark nyaris tercekat saat ia berlari ke arah anaknya, tangannya gemetar saat menyentuh wajah Mark yang masih basah oleh keringat dingin. "Nak, apa yang terjadi padamu?"

Mark mengangkat wajahnya perlahan, matanya yang keemasan tampak sayu dan penuh rasa sakit. Napasnya tersengal, dan tiba-tiba—

Ia menangis.

Tangisannya pecah begitu saja, mengguncang tubuhnya yang lemah.

"Ibu..." suaranya bergetar, terdengar begitu putus asa. "Kenapa kesialan ini harus melandaku?"

Ibu Mark mengerjapkan mata, terkejut dengan kata-kata itu.

Mark menggigit bibirnya, menundukkan kepala, air matanya jatuh ke pangkuannya. "Kenapa aku harus berubah menjadi alpha hyperdominant?"

Ibu Mark tertegun.

Mark... alpha hyperdominant??

Itu hampir mustahil.

Keluarga mereka memang memiliki garis alpha, tetapi alpha hyperdominant? Itu sangat langka. Setahu ibu Mark, tidak ada satu pun di keluarga mereka yang memiliki gen itu.

Mark menutup wajahnya dengan tangannya yang berlumuran darah. Suaranya semakin pelan, tetapi penuh rasa sakit.

"Ibu... rut pertamaku... rasanya menyakitkan sekali..."

Ibu Mark merasakan hatinya mencelos. Ia segera menarik anaknya ke dalam pelukannya, mengusap punggungnya dengan lembut. "Oh, Nak... Maaf, Ibu tidak tahu... Kau pasti sangat menderita. Ibu mengira kau cuma perlukan masa bersendiri..."

HYPER DOMINANT CODEWhere stories live. Discover now