Happy reading, sweethearts !
Setelah insiden mengerikan itu, Mark berdiri dengan tenang, matanya yang dingin masih menatap tubuh Woojun dan Haesol yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai, darah mengalir dari luka-lukanya.
Mark berjalan ke arah para alpha dominan yang ada di sana. Beberapa di antaranya tampak terkesima, sementara yang lainnya mengagumi kekuatannya. Alpha besar berambut hitam rapi menghampiri Mark dan berkata dengan kagum, "Wah, Mark Lee! Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan alpha hyperdominant sepertimu. Ini luar biasa."
Alpha lainnya ikut mengangguk. "Kau benar-benar hebat, Mark. Berani berbuat begitu demi omegamu." Mereka kemudian menambahkan sedikit dengan nada menggoda, "Kau belajar dari mana, sih, bisa agresif begitu?"
Mark hanya mengangkat bahu, ekspresinya tenang, tanpa terbebani sedikit pun. "Insting saja," jawabnya singkat.
Para alpha tertawa pelan, saling bertukar pandang dengan senyum simpul. Salah satu alpha, seorang pria tinggi dengan rambut biru gelap, berkata dengan penuh semangat, "Ah, aku tidak sabar untuk punya omega. Tidak sabar menjadi alpha protektif seperti itu..."
Mark hanya mengerlingkan matanya sedikit. Sebelum bisa memberikan tanggapan lebih, ponselnya berbunyi. Nama Love 🧸❤️ muncul di layar.
Dengan senyum yang lebih lembut, Mark mengangkat telepon, tanpa sedikit pun kehilangan wibawanya di hadapan para alpha lain. "Sayang?" suaranya lembut, penuh perhatian, namun tetap dengan nada dominan yang selalu ada pada dirinya.
Haechan di ujung sana terdengar sedikit ragu, tapi suara Haechan jelas dan tenang. "Babe? Kau masih di Imperium?"
Mark tersenyum lebih lebar, menyandarkan punggungnya ke dinding dengan santai. "Iya, aku masih di sini. Kenapa, sayang?" Mark bertanya dengan nada menenangkan.
Haechan terdiam sejenak, suara itu terdengar lembut namun penuh perhatian. "Aku cuma... mau tanya. Kapan kau pulang?"
Mark tersenyum lebih lebar, rasa sayang itu tampak jelas. "Aku pulang sekarang, sayang. Tidak lama lagi."
Di sisi lain, Haechan tersenyum lebar. "Aku menunggumu," jawab Haechan, nada suaranya lebih tenang sekarang.
Mark mengangguk, meski Haechan tidak bisa melihatnya. "Aku langsung pulang. Tunggu sebentar, ya?"
Para alpha di sekitar Mark memandangnya dengan senyum penuh kekaguman, mereka menyaksikan bagaimana Mark yang sebelumnya dikenal sebagai alpha yang brutal kini begitu lembut saat berbicara dengan omeganya. Salah satu dari mereka, seorang pria dengan rambut cokelat, berbisik kepada yang lain, "Kau lihat itu? Alpha hyperdominant, tapi begitu lembut pada omeganya. Luar biasa."
Mark mengalihkan pandangannya kepada mereka dengan senyum tipis. "Aku pamit dulu. Semoga kita bisa bertemu lagi," katanya kepada mereka dengan nada yang santai.
Mark akhirnya sampai di kamarnya setelah seharian yang panjang, dan begitu dia membuka pintu, Haechan sudah menunggunya di meja belajar dengan senyuman manis yang langsung membuat hati Mark meleleh. Wajah Haechan terlihat cerah, dan tanpa ragu, Mark berjalan mendekat, lalu mengangkat Haechan dalam pelukan dengan gaya koala— memeluk tubuh Haechan dengan erat, membuat mereka berdua tertawa kecil dan merasa begitu nyaman dalam kebersamaan mereka.
"Selamat datang, Mark," kata Haechan dengan suara lembut, tetap tersenyum penuh arti, seolah sudah lama menunggu momen ini.
Mark menggenggam tubuh Haechan lebih erat, mengangkatnya lebih tinggi, dan mulai mengayun-ayunkan Haechan dengan lembut. "Apa yang kau lakukan di sini sendirian?" tanya Mark sambil tersenyum nakal, mencium pipi Haechan.
YOU ARE READING
HYPER DOMINANT CODE
RomanceDulu, Mark dan Haechan berteman tanpa peduli siapa mereka. Saat kecil, mereka hanya tahu bahwa mereka rukun-Mark si beta biasa dan Haechan si omega resesif. Mereka tertawa bersama, berlarian di bawah matahari, dan menganggap dunia sederhana saja. Na...
