PROLOGUE : The First Thread

38.7K 1.4K 95
                                        


Mark Lee bertemu Lee Haechan saat mereka masih kecil—ketika dunia belum begitu kejam dan hierarki tidak menjadi batasan.

Saat itu, Mark hanyalah seorang beta, dan Haechan adalah omega resesif yang feromonnya nyaris tidak terdeteksi. Mereka bermain tanpa memikirkan status, tanpa memikirkan siapa yang lebih kuat atau siapa yang lebih lemah. Yang mereka tahu hanyalah tawa yang menggema di antara mereka, tangan kecil yang saling menggenggam, serta janji-janji naif yang hanya bisa dibuat oleh anak-anak.

Namun, waktu tidak pernah berjalan tanpa mengubah apa pun.

Saat Mark tumbuh, tubuhnya mulai berubah. Ia menjadi lebih tinggi, lebih kuat. Orang-orang mulai menatapnya dengan rasa waspada, mulai berbisik di belakangnya, mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Dan semakin Mark menyadari perubahan itu, semakin dalam pula ketakutan yang menghantuinya.

Karena jika dunia mulai mempertanyakan siapa dirinya yang sebenarnya... bagaimana dengan Haechan?

Jika Haechan tahu, apakah ia masih akan menatap Mark dengan cara yang sama?

Atau justru akan menjauh?

"Mel?"

Mark tersentak dari lamunannya. Ia menoleh dan menemukan Haechan tengah menatapnya dengan bingung, alisnya sedikit mengernyit.

"Kau melamun," ujar Haechan pelan. "Ada apa?"

Mark menggeleng pelan. "Tidak ada."

"Kau selalu bilang begitu setiap kali aku bertanya."

Mark tidak bisa menahan tawa kecilnya, meski tidak ada hal yang lucu. Haechan selalu seperti ini— terlalu menggemaskan, terlalu jujur. Omega itu tidak sadar bahwa hanya dengan duduk di hadapannya seperti ini, ia sudah membuat dunia Mark berputar dalam kekacauan.

"Haechan," panggil Mark, suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya.

"Hm?"

"Apa... kau pernah berpikir untuk menjauh dariku?"

Haechan mengangkat alis. "Kenapa aku harus menjauh?"

"... Jika aku berubah."

Haechan memiringkan kepalanya, mata cokelat bulatnya menatap Mark menyelidik. "Berubah bagaimana?"

Mark terdiam sejenak.

Ia ingin menjawab, ingin melihat apakah Haechan benar-benar tidak peduli atau hanya belum menyadarinya. Tapi lidahnya terasa kelu.

Haechan tidak akan mengerti.

Dan Mark ingin memastikan omega itu tetap tidak mengerti.

"Lupakan saja," gumamnya akhirnya.

Haechan masih menatapnya dengan curiga sebelum menghela napas. "Kau memang aneh."

Mark tersenyum kecil. "Mungkin."

Haechan kembali pada minumannya, menganggap percakapan tadi tidak lebih dari sekadar kebiasaan aneh Mark yang sering melamun.

Tapi Mark tahu lebih dari itu.

Ia tahu bahwa suatu hari, kebohongan ini mungkin akan runtuh.

Tapi untuk sekarang, selama Haechan masih duduk di hadapannya seperti ini, selama omega itu masih berbicara kepadanya tanpa rasa takut...

Mark akan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

THE CAST

HYPER DOMINANT CODEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt