21.46
"Hiram, ayo bantu aku!"
Kirana Hadiwiryono memanggil suaminya saat ia sedang mengatur bunga kesukaan pada vas berisi air. Giandra kecil, yang saat itu berusia dua tahun, didudukkan pada atas meja marmer abu-abu yang setia berada di rumah tersebut.
Giandra memegangi sebatang bunga tulip dengan tangan mungilnya dan mencoba memberikan bunga tersebut pada mom. Wanita dengan rambut hitam legamnya langsung menyambut pemberian putrinya dengan senang.
"Untuk aku?" Kirana bertanya sembari menerima bunga tulip berwarna putih dari Giandra kecil dan mencium pipinya. "Thank you, Anindya."
Mata Hiram melihat putri kecilnya yang sedang dicium lembut oleh Kirana. Ia terpikir untuk memancing putrinya dengan mencium pipi istrinya beberapa kali. Giandra kecil memandangi orang tuanya dengan bingung dan ia tertawa. Cara anak berusia dua tahun itu tertawa tentu saja membuat orang tuanya tertawa geli dan gemas. Hiram langsung mencium pipi merah putri kecilnya.
21.52
Remus Wiradikarta menggendong Giandra, yang berusia dua tahun, dan mengajaknya ke ruang kerjanya. Remus mengenakan kemeja putih, dengan rompi dan celana panjang warna cokelat tua. Sementara Giandra kecil mengenakan terusan biru dan kardigan ungu tua. Salah satu tangan Remus mengambil buku cerita bergambar dan mendudukan Giandra di sebelahnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan, Remus?" tanya Hiram dari balik kamera.
Remus menatap kamera. "Aku akan bercerita pada putrimu," jawab Remus dan ia kembali melirik anak berusia dua tahun yang duduk di sebelahnya, "Nona kecil, ayo dengarkan aku bercerita."
"Dengan Bahasa Inggris?" Lagi-lagi Hiram bertanya.
"Auf Deutsch!"
Nicholas kecil masuk ke ruang kerja ayahnya dengan cepat. Anak lelaki dengan helaian rambut cokelat mudanya tampak menghampiri Hiram yang sedang memegang kamera. "Onkel Hiram, boleh minta tolong gambarin aku domba?"
Mendengar permintaan Nicholas, Hiram langsung menaruh kameranya, yang masih menyala, di atas meja. Kemudian Remus menoleh dan mengarahkan sahabatnya untuk mengambil kertas putih dan pensil dari atas meja kerjanya. Anak laki-laki itu duduk dengan manis dan melihat Hiram menggambar dengan pensil. "Boleh, Nicky. Kamu ingin berapa domba?"
"Kurasa delapan?" ucap Nicholas dengan suara kecilnya.
"Boleh!" balas Hiram dan tangannya langsung memulai menggambar beberapa ekor domba sesuai permintaan Nicholas kecil.
"Kak Nicky waktu kecil lucu sekali." Giandra berujar saat melirik suaminya yang nonton video lama bersamanya. "Benar-benar anak yang periang."
Nicholas mengangguk setuju. "Aku selalu suka kalau dad datang ke rumah. Dad selalu mau menggambar banyak hal yang keren untukku."
22.04
Karena ulang tahunnya Giandra dan kedua orang tuanya berdekatan, Hiram dan Kirana sepakat untuk merayakan ulang tahun mereka bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Terdapat wajah familiar seperti para kakek neneknya, para paman dan bibinya, dan juga para sepupunya.
Saat Giandra kecil dan kedua orang tuanya meniup lilin bersama-sama. Acara ulang tahun itu juga tampak meriah dengan banyak balon dan kue. Ada badut kelinci yang mengenakan pakaian warna warni yang menyapa anak kecil yang berulang tahun. Giandra kecil mengayunkan tangan mungilnya ke badut kelinci itu sembari digendong oleh dad.
Giandra langsung menghentikan videonya saat melihat sosok familiar pada layar. "Di sana ada Tante Hayu, Ibunya Rayan yang juga kakak dari mom. Penampilannya sangatlah dewasa, elegan, dan menarik." Giandra berujar sembari menunjuk pada salah satu wanita yang duduk bersama salah satu anak laki-lakinya. "Benar-benar berbeda dari istri keduanya Pak Andhika."
YOU ARE READING
The Inheritance
Romance📚 Spotlight Romance of December 2024 by Romansa Indonesia 📚 Penulis dengan cita-cita yang besar, diplomat muda yang tidak ragu, dan tiga kali lamaran. Seorang diplomat Indonesia, Nicholas Wiradikarta, memiliki perasaan terhadap penulis dengan nama...
Epilog
Start from the beginning
