📚 Spotlight Romance of December 2024 by Romansa Indonesia 📚
Penulis dengan cita-cita yang besar, diplomat muda yang tidak ragu, dan tiga kali lamaran.
Seorang diplomat Indonesia, Nicholas Wiradikarta, memiliki perasaan terhadap penulis dengan nama...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
nas's notes: hi semua! maaf aku baru update lagi karena sekarang kondisiku udah baikan. kemarin aku sempat sakit dan juga sedih karena habis nonton belgian gp <///3.
anyway, terima kasih untuk 5k dan juga 500-an votes. terima kasih juga karena cerita umkm ini bisa bertengger di peringkat 10 tagar oldmoney bersama cerita-cerita top lainnya :")
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
untuk teman-teman yang baru mengikuti cerita ini, coba absen dulu yuk dengan reply paragraf ini!!
jangan lupa vote terlebih dahulu sebelum membaca dan kalau kalian suka baca offline, tolong nyalain dulu paket datanya terus vote dan matikan lagi paketnya. kalian juga boleh follow twitter/x aku di (at) gemeinschweft supaya enggak ketinggalan info update, spoiler, atau konten-konten lainnya!
terima kasih banyak dan selamat membaca <33
✮⋆˙
Jakarta, Indonesia April 27, 2026
Giandra Euphrasia's 26th birthday.
"Sayang, jam setengah empat nanti tutup laptop, ya. Kamu, 'kan, sudah bilang kalo kamu akan pulang cepat di jam empat sore." Seorang wanita berusia tiga puluhan awal kembali mengingatkan saat melirik Giandra yang duduk di sebelah mejanya. Wanita tersebut terlihat memasukan pouch besar ke dalam tote bag Goyard abu-abu miliknya dengan terburu-buru.
Giandra menganggukkan kepala dan matanya melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan. Sekarang jam setengah empat kurang lima belas menit dan Giandra sudah tidak memiliki banyak pekerjaan di hari Jumat sore. "Yup, Mba Gis. Akan aku selesaikan pekerjaanku."
"Giandra." Wanita dengan rambut pendek berwarna honey blonde memanggil namanya. Matanya menatap Giandra yang masih mengetik di atas keyboard Macbook miliknya dengan cepat. "Sudahlah."
"Sebentar lagi," ucap Giandra sembari memandangi layar dan membiarkan jemarinya bekerja dengan cepat.
Gista, nama wanita yang menjadi mentor Giandra dan Farhan, sebenarnya hanya berusaha untuk mengingatkan Giandra terkait dengan pekerjaan. "Aku tidak mau jawaban itu. Masih ada hari Senin untuk menyelesaikannya. Itu bukanlah pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini."