17. Revelation

5.6K 676 234
                                        

nas's notes: akhirnya aku update kilat untuk part 17 dan semoga kalian suka yaaa! please tinggalkan vote dan comment apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

nas's notes: akhirnya aku update kilat untuk part 17 dan semoga kalian suka yaaa! please tinggalkan vote dan comment apapun. terima kasih dan selamat membaca! <333

✮⋆˙

Nicholas Wiradikarta:
Gi.
Anak kecil.
Kamu udah makan malam, belum?

Giandra Euphrasia:
Belum, Kak.

Nicholas Wiradikarta:
Besok pagi jam 3 aku ada flight.
Another business trip.
Buenos Aires dan Singapura.
Bakal lama. Kurasa.
Malam ini makan sama aku dan keluargaku, yuk?

Giandra Euphrasia:
Bentaaaar.
Makan sama keluarga?
Dalam rangka apa, Kak Nicky?

Nicholas Wiradikarta:
Onkel Aunty-ku dari London datang ke Jakarta.
Sebenarnya aku pernah ceritain kamu ke mereka dan mereka nanya ke aku; kamu bisa diajak atau enggak.

Giandra Euphrasia:
Loh, kok tiba-tiba?

Nicholas Wiradikarta:
They want to meet the lovely writer who mentioned my name in her book acknowledgments.
Mau, ya? Aku sendiri yang jemput kamu, jadi kamu enggak usah bawa mobil.
Kalau kamu jawab tidak, nanti aku datang ke rumahmu dan bawa kamu secara paksa

Giandra Euphrasia:
Boleh, Kakak.
Aku siap-siap dulu, ya.

Nicholas Wiradikarta:
Alright. See you!

Chat WhatsApp dari Nicholas berhasil membawa Giandra pada undangan pertemuan antara ia dengan keluarga Nicholas yang diberitahu secara mendadak. Sebenarnya Giandra pernah bertemu dengan kakek neneknya Nicholas, tetapi ia tidak ingat pastinya kapan. Sepertinya sudah lama sekali.

Nicholas memenuhi janjinya untuk menjemput Giandra dari Permata Hijau. Lelaki itu hampir saja bereaksi dengan wajah merahnya saat melihat penampilan Giandra. Wanita muda itu datang mengenakan sweater hitam dengan celana bahan abu-abu. Tak ketinggalan, Giandra membawa tas Bottega Veneta cokelat tua miliknya.

Cantik, cantik, cantik sekali. Nicholas tak henti-hentinya membatin saat kedua irisnya memandangi Giandra.

Sepanjang jalan, mereka berdua hanya membahas restoran yang akan mereka datang. Saat lampu merah, Giandra menoleh dan memandangi Nicholas. Wanita muda itu salah fokus karena Nicholas mengenakan kemeja linen putih dengan melepas dua kancing atas dan menggulung lengannya.

Menarik, tetapi biasanya hanya menggulung lengan kemejanya saja. Tidak sampai membuka dua kancing atas kemejanya. Giandra membatin dan tak berkedip.

"Kakak."

"Iya, Gi?"

"Sura juga ikut, 'kan?"

Pertanyaan Giandra langsung dibalas oleh Nicholas dengan gestur menggeleng. "Tidak. Sura makan malam sama Andrew dan teman-teman satu tim mereka. Hot pot di Grand Indonesia—jelas dia lebih memilih itu."

The InheritanceWhere stories live. Discover now