📚 Spotlight Romance of December 2024 by Romansa Indonesia 📚
Penulis dengan cita-cita yang besar, diplomat muda yang tidak ragu, dan tiga kali lamaran.
Seorang diplomat Indonesia, Nicholas Wiradikarta, memiliki perasaan terhadap penulis dengan nama...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
nas's notes: hi hi semua! akhinya aku update lagi!
jangan lupa vomments dan juga kalau kalian suka baca offline, bisa dinyalakan terus vote dan matikan lagi datanya, ya. boleh juga dipromosikan ke base jika kalian suka dengan cerita ini.
karena sebentar lagi cerita ini akan selesai, boleh di follow ya wp dan twt/x aku (at) gemeinschweft, supaya kalian bisa mendapat update atau informasi langsung dari aku :")
terima kasih banyak dan selamat membaca!
✮⋆˙
Jakarta, Indonesia August 2, 2026
Dokter mengatakan bahwa kecelakaan yang dialami oleh Nicholas menimbulkan trauma kepala ringan, cedera leher, dan memar pada beberapa bagian tubuh. Saat Remus mendengarkan semua penjelasan dari dokter, yang menangani anak laki-lakinya, ia berusaha menanggapi dengan tenang. Bahkan turut menanyakan apa yang bisa ia lakukan sembari menunggu Nicholas sadar. Saran yang didapat dari Dokter hanya memantau pasien dengan ketat seperti melihat tanda-tanda vital dan melaporkan perubahan dalam status kesadaran.
"Sudah dipastikan bahwa pasien tidak mengalami cedera pada organ dalam—mengingat pasien mengalami kecelakaan saat hujan. Saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika ada perubahaan dalam pernafasan."
Beberapa menit setelah dokter meninggalkan ruang rawat inap, tampak sudah beberapa kali Remus membatin dengan perasaan syukur. Ia melihat anak lelakinya tidak mengalami hal yang terburuk. Kecelakaan yang terjadi saat tiba-tiba akan memberikan Nicholas jeda sementara dari pekerjaan yang terlalu banyak dengan berisitriahat.
Sebelum Andrew pergi, Andrew telah menitipkan beberapa barang pribadi Nicholas kepada Remus. Ia melihat dompet kulit dari Bally milik Nicholas yang terlihat sudah lama terpakai—sangatlah koyak untuk menyimpan beberapa kartu dan uang tunai. Remus tak tertarik untuk mengintip isinya. Namun, ia melihat foto polaroid yang terjatuh dari dompet.
Astaghfirullah Nicholas, dompet ini benar-benar rusak hingga fotonya terjatuh. Dia bekerja keras dan tidak sempat mengganti dompetnya. Remus membatin saat merunduk dan mengambil polaroid tersebut dari lantai.
Jika dilihat dari pose yang menunjukkan cincin berlian, foto tersebut diambil saat pertunangan Nicholas dan Giandra. Foto yang diambil dari pinggang menunjukkan bahwa mereka berdua tersenyum dengan pancaran kebahagiaan dari mata mereka yang terlihat bersinar. Secara spontan, Remus tersenyum sembari menyelipkan kembali polaroid tersebut pada dompet Nicholas.
Sekarang ia melihat jam tangan dengan kulit berwarna hitam yang merupakan serial Tank dari Cartier—Pemberian Giandra yang Nicholas ceritakan melalui telepon. Nicholas sangat menghargai jam tersebut karena akhirnya ia mendapatkan jam tangan mewah yang benar-benar menjadi miliknya, bukan lungsuran, dan pemberian dari orang terkasih. Kini kaca dari arloji tersebut retak dan Remus membiarkan anak lelakinya pergi sendiri ke butik atau toko reparasi jam jika kondisinya sudah membaik.