Bab 35 : Liburan katanya (1)

1.2K 27 4
                                    

***

"Sudah sampai!"

Rombongan yang terdiri dari keluarga besar Aretha dan dua orang asing gak di undang itu pada akhirnya sampai di tujuan. Sebuah bangunan cukup mewah berlantai dua itu terlihat paling mewah diantara Villa lain di sekitarnya. Ezran lah yang pertama memasuki pelataran Villa mewah itu yang halamannya begitu luas.

Ketika memasuki kompleks villa, mata laki-laki itu langsung disambut dengan keindahan taman yang dirawat dengan baik. Taman ini dipenuhi oleh berbagai macam bunga berwarna-warni dan pepohonan rindang yang menciptakan suasana yang sejuk dan damai. Sebuah kolam renang mewah terletak di tengah-tengah taman, dengan air yang jernih dan segar. Di sekitarnya terdapat area lounge yang nyaman, tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati pemandangan sekitar.

"Pa, pa. Kamar Tusha di mana? Di sebelah ya?" tanya Natusha amat antusias. Ia sampai lompat-lompat sembari menarik ujung baju papanya untuk menunjukkan betapa ia sangat penasaran akan kamar apa yang akan mereka tempati.

"Bukan. Kamu tidur sama oma dan opa, ya, Nak?" Ezran berhenti melangkah lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. Mengelus surai panjangnya yang dikuncir dua, Natusha agak kecewa mendengar hal itu sebelum akhirnya mengangguk.

"Oke, deh, Pa. Tusha nurut apa kata papa," sahut Natusha dengan helaan napas berat. Di detik berikutnya, Aretha bergabung dalam pembicaraan mereka. Ikut nimbrung.

"Kenapa, Mas? Tusha kok mukanya ditekuk?" cetus Aretha yang belum mengerti apa yang terjadi. Ezran bangkit dari posisi jongkoknya untuk berdiri, menatap istrinya tersebut dengan senyum misterius.

"Aku suruh dia tidur sama orangtua kamu," jelas Ezran. Hal itu membuat kedua alis Aretha bertaut.

"Loh kenapa harus sama orangtua ku? Kan Natusha bisa—"

"Ssstt. Udah jangan protes. Anak itu cuma akan jadi penghalang keromantisan kita."

Ezran menempelkan telunjuknya sebelum wanitanya menghabiskan perkataannya. Aretha membelalak lebar ketika suaminya mengatakan hal seperti itu, seketika ia mengerti arah bicara suaminya sampai rona merah di pipinya terbit. Seketika, bayangan tak senonoh mulai menguasai pikirannya yang polos.

"EH?!!!!"

"Iya, itu." Ezran mengklarifikasi dengan seringaian nakal yang menghias wajah tampan nya. Membuat wanita yang baru saja berulang tahun ke 31 itu membelalak kan matanya lebar dengan ekspresi bodoh. Mantra Ezran seolah bisa membuatnya luluh kapan saja.

"Pak Ezran, barang-barang mu ini akan di taruh dimana?"

Namun, moment lucu diantara suami istri itu hilang ketika sang perusak hadir di antara mereka seolah datang di moment yang tepat. Karin membawa seluruh barang milik keluarga kecil Ezran dengan senyum khas kemenangan. Pasti wanita ular itu takkan membiarkan Ezran bermesraan dengan Aretha semudah itu. Edan!

"Ah, kamu bisa taruh di kamar itu." Ezran mengalihkan atensinya pada Karin sebentar lalu menunjuk kamar utama di depannya menggunakan dagu. Aretha hanya menatap perempuan berambut ikal itu dengan tatapan seolah menyelidiki. Ibu satu anak itu terlihat waspada di dekat Karin.

"Baik. Lantas kamar untuk saya di mana, Pak? Apa tepat di sebelah kamar kalian?"

Karin me-notice kamar yang berada di sebelah kamar utama. Membuat Ezran melotot terkejut karena baru mengetahui kamar yang akan ditempati bersama Aretha ada kamar lagi di sebelah. Sedangkan Aretha melebarkan tatapannya seakan speechless. Bisa kah pasangan itu memberikan penolakan untuk parasit dalam rumah tangganya tersebut?

"Tidak bisa! Kamar itu sudah ada yang menempati," sela Ezran cepat walau agak panik. Ia tentu tidak mungkin membuat Karin berada di dekat mereka walau beda kamar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Aku, Kau, dan Perempuan Itu Where stories live. Discover now