Bab 15 : Benang Merah

867 38 40
                                    

***

"Berhenti bicara omong kosong atau aku akan menyumpal mulutmu dengan sepatuku!" ancam Aretha sembari menodongkan sepatu high heels berwarna hitam yang ia pakai. Ocehan tak bermutu Karin serta tuduhan yang dialamatkan padanya membuat kemarahannya terbit. Ia sudah kehilangan kesabaran kali ini.

"Aku tahu itu benar! Ezran yang mengatakan langsung padaku kalau kamu juga berselingkuh!!" Karin berdalih agar tidak mau kalah. Tak kalah garangnya. Perdebatan ini tak menemukan titik temu.

Aretha menghela nafas panjang, menghimpun kesabaran untuk menghadapi wanita ular ini. Lalu, apa-apaan itu katanya? Dia tahu hal itu dari Ezran? Cukup membuat hati Aretha terenyuh karena secara tidak langsung Ezran menuduhnya. Apakah orang yang sudah berselingkuh akan selalu seperti itu? Mencari celah kesalahan agar setidaknya apa yang mereka lakukan tidak sepenuhnya salah dan orang yang diselingkuhi tidak sepenuhnya benar.

Jika punya kesempatan, Aretha ingin mengklarifikasi itu kepada Ezran. Mereka memang harus bicara empat mata untuk meluruskan apa yang sebenarnya sudah terjadi diantara mereka.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat lagi. Tujuanku kesini sebenarnya hanyalah ingin memberikan Mas Ezran ini."

Aretha mengangsurkan tottebag coklat pada Karin yang langsung diambil wanita itu dengan kerutan alis heran.

"Apa ini?"

"Itu kartu undangan ulang tahun anakku dan sedikit lauk untuknya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


"Itu kartu undangan ulang tahun anakku dan sedikit lauk untuknya. Aku harap Mas Ezran datang ke acara ulang tahun anak kami."

Mendengar kata 'anak kami', Karin langsung melayangkan tatapan tajam pada wanita cantik itu. Hatinya merasa tidak terima, tetapi ia tak mengungkapkan ketidaksetujuannya itu dan hanya mengangguk.

"Oke. Akan aku sampaikan."

"Baiklah. Aku pulang."

Aretha berbalik meninggalkan Karin yang masih termangu di depan pintu. Sungguh lucu ia barusan mengatakan 'aku pulang', padahal rumah itu adalah rumahnya sendiri. Bahkan sertifikat rumah itu atas namanya. Bisa-bisanya rumahnya ditinggali oleh selingkuhan dari suaminya sendiri. Sungguh ironi.

Sepeninggal Aretha, Karin merogoh isi dari tottebag itu. Yang ia ambil adalah kartu undangan berbentuk persegi panjang yang di dalamnya terdapat hari tanggal acara itu diadakan lengkap dengan alamatnya. Mata Karin tertuju pada sebuah foto anak perempuan yang sangat manis mengenakan outfit ala style korea dengan masker berwarna putih bermotif beruang yang menutupi sebagian wajahnya. Membuat wanita itu terhenyak lalu perlahan jari-jarinya menyentuh bagian pada foto itu.

"Natusha Alea Dewi. Nama yang sangat cantik. Seperti orangnya."

***

Sudah pukul 08.00 malam Ezran tak juga sampai rumah. Hal itu tentu saja membuat Karin kesal bercampur khawatir. Kemanakah pria itu pergi? Mengapa lama sekali?

Antara Aku, Kau, dan Perempuan Itu Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum