Aretha Velova awalnya merasa kalau hubungan pernikahannya baik-baik saja dengan Ezran Geovano. Pernikahan itu telah berlangsung selama lima tahun dengan diberkahi kesempurnaan yang luar biasa di dalamnya. Suami yang sangat tampan, pintar, dan juga...
"Sudah kubilang jangan ikut, tapi kamu masih saja keras kepala," gerutu Ezran lalu melirik Karin yang berada di sebelah kursi pengemudi. Mereka sedang dalam perjalanan untuk menghadiri ulang tahun Natusha. "Sampai ngumpet di dalam mobil? Kamu benar-benar nekat, Karin."
Karin merespons gerutuan Ezran dengan mengibaskan rambut sebahu ikalnya seakan bangga dengan senyum narsis. Ia tampak cantik hari ini dengan dress warna merah menyala tanpa lengan.
"Begitulah aku, Sayang. Tak ada yang bisa menghentikan aku untuk bertemu dengan putriku sendiri."
"Tapi kamu juga harus memikirkan posisiku. Bagaimana nanti kalau orangtua Aretha melihatmu bersamaku dan mengamsumsikan yang tidak-tidak? Aku tidak siap menduda."
"Halah, kamu kan masih ada aku, Ezran. Gak usah berlebihan seperti itu!"
Mendengar hal itu, Ezran menoleh untuk menatap wanita yang sedang bersamanya ini dengan tajam. Kemarahan terpancar dari raut wajahnya yang serius.
"Heh, serius amat. Aku cuma bercanda kali," cibir Karin dengan nada santai. Kemudian ia menatap ke arah jalanan karena sejujurnya ia lumayan takut melihat sorot mata Ezran yang seolah ingin menguliti dirinya hidup-hidup.
"Baiklah, aku tidak akan membuat masalah apapun di acara nanti karena aku tidak mau merusak hari bahagia anakku," putus Karin membuat kesepakatan yang langsung disetujui Ezran melalui anggukan kepala.
"Nah, begitu dong. Sebagai gantinya, aku akan membelikanmu tas hermes yang kamu inginkan kemarin."
"Aihh, beneran?" Karin seketika tersenyum lebar tatkala mendapat tawaran menggiurkan. Lagipula, siapa yang tak mau dibelikan tas hermes yang harganya hampir sama dengan harga rumah?
"Dengan catatan kamu menepati janjimu sampai akhir acara," ucap Ezran enteng sekali. Ia tak masalah harus mengocek kantong pribadi lebih dalam lagi hanya untuk membungkam mulut Karin. Ia juga tidak yakin kalau Karin takkan membuat ulah jika tidak diimingi sesuatu dulu. Uang tidak masalah baginya.
"Siap!! Aku akan menuruti permintaanmu, Kapten!" Karin dengan penuh semangat memberikan hormat kepada Ezran seolah sedang memberikan hormat kepada bendera merah putih. Sementara Ezran tak menanggapinya lagi dan fokus dengan mengendarai mobilnya sampai tujuan.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
