Chap 62. Sebuah Alasan : Akhirnya Mereka Berkumpul! Permen Apel Dari Sanji

280 38 160
                                    

𓊈MY COMMANDER𓊉

𓊈MY COMMANDER𓊉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♕♕♕

[Vote dan Komen adalah hadiah terbaik untuk terus mendukung Author 🙌
Jangan lupa meninggalkan jejak kalian, kawan-kawan!!]

♕♕♕

Hujan tak kunjung reda walaupun langit kini telah gelap sepenuhnya. Suara gemercik air syrup yang jatuh, lalu membuat kawah sejenak sebelum kembali menyatu, terdengar. Langkah diatas tanah tersebut terasa berat dan pelan, beriringan dengan jarak yang semakin dekat. Berhenti tepat di depan gerbang kastil yang jauh lebih kecil dari kastil pemilik teritori, gerbang mulai terbuka saat beberapa anak buah ber-tuksedo lengkap datang untuk menyambut.

Tapi Katakuri malah menurunkan Saber di dalam garis gerbang, tak membiarkan kakinya masuk ke wilayah orang lain meskipun tempat tersebut masih termasuk wilayahnya. Pandangan mereka kembali bertemu, semburat merahnya dan pipi bersemu Saber. Mungkin ia tidak akan melupakan apa yang ia rasakan malam ini.

“Terima kasih karena telah mengantarku,” Saber berucap dengan nada netral. Berusaha untuk tidak terlihat canggung.

“Bukan masalah,” Katakuri menjawab dengan lembut. Dirinya masih berlutut untuk melihat dengan jelas wajah Saber dari balik rintik hujan yang tak kunjung berhenti. “Sehabis ini anda harus mandi.” Jemari nya yang besar meraih helaian basah rambut Saber, mereka benar-benar dibuat basah kuyup karena hujan.

“Aku tahu itu.” Saber menghela nafas pelan. Mata mereka kembali menatap dengan dalam. “Kau juga istirahat yang cukup malam ini. Besok hari yang besar.”

Katakuri mengangguk, tak mengalihkan pandangannya dari helai putih Saber di jari-jarinya. “Tapi mungkin aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. “ Lalu Katakuri secara spontan mendekat dan berbisik. “Aku tak dapat membayangkan dirimu di esok pagi dengan gaun pilihan Mama, juga acara milik kita di sana.”

Menarik diri, Katakuri dapat melihat warna merah di pipi Saber dengan jelas, dan ia menyukai itu. Ia menyukai bagaimana Saber bisa tersipu dengan mudah di hadapannya, menggemaskan. “Ehm!” Saber berusaha untuk menetralkan ekspresinya. “Linlin memilih gaunku?” Kembali menatap mata Katakuri, Saber berusaha memilih topik.

“Ya, Mama melakukan semuanya. Memilih gaun mu, perhiasanmu, sepatu, kecuali..” Kini jari Katakuri turun untuk mengangkat buku-buku tangan kiri Saber. “...cincinmu. Tidak...cincin kita,” Katakuri berucap dengan mata yang menatap Saber. “Aku meminta kepada Mama untuk memberiku ruang khusus untuk memilihnya, dan aku yakin itu akan pas di jemarimu.”

Semakin menunduk, Katakuri memberi celah pada bibirnya agar bisa mengecup buku-buku jari Saber. Sementara Saber menatap perlakuan manis Katakuri ditengah hujan ini dalam diam. “Aku sudah menunggu saat ini cukup lama..” Katakuri berbisik, hingga hanya mereka yang dapat mendengar dialog itu. “Saat dimana akhirnya aku dapat menyematkan cincin di antara jari manis tangan kirimu.”

𝑴𝒚 𝑪𝒐𝒎𝒎𝒂𝒏𝒅𝒆𝒓 - One Piece X Oc Reader's [ONGOING]Where stories live. Discover now