Chap 38. Dia, Sang Prajurit Mainan : Sang Petarung Sesungguhnya!

346 59 50
                                    

𓊈EX COMMANDER𓊉

𓊈EX COMMANDER𓊉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♕♕♕

(Vote dan Komen adalah hadiah terbaik untuk terus mendukung Author 🙌
Jangan lupa meninggalkan jejak kalian, kawan-kawan!!)

♕♕♕

Terus berlari. Dengan membawa kedua orang di lengan nya, ia menghindari serangan-serangan Pica dan terus maju tanpa perlawanan. Menurutnya, melawan serangan-serangan tiada habisnya itu membuang-buang energi, selagi bisa berlari dan menggunakan Rokushiki untuk menghindar. Ia tak masalah melakukan itu berulang kali.

Viola terus membimbing Saber menuju istana, sementara Luffy membantu sebisanya. Urusan berlari, menghindar, dan perjalanan mereka. Mereka percayakan kepada Saber. Diantara mereka bertiga, Saber-lah yang paling cepat berlari.

Tibalah mereka di sebuah lorong. Dimana kekuatan Pica sepertinya berhenti mengejar mereka. Luffy turun dari gendongan, sementara Viola dengan mudahnya berpindah ke bahu, wanita itu sempat berseru kesal.

"Chotto! Kau bisa menurunkan ku sekarang!!" harga diri wanita itu seperti digantung saat dia digendong seperti itu.

"Diam," Saber lebih fokus berlari mengikuti Luffy. "Larimu lambat. Dengan dress panjang seperti itu, kau ingin berlari mengikuti kami? Jangan bercanda. Kami tidak punya waktu untuk menunggu kau berdiri saat tersangkut."

Mendengar penuturan itu, Viola sedikit menggerutu. Tinggi mereka tak jauh beda. Hanya lebih tinggi Saber, 2 atau 3 centi. Tapi kekuatan dan level bertarung mereka sangat berbeda. Bagaimana bisa seorang wanita yang tersipu bisa menghancurkan dinding hanya dengan menancapkan pedang? Berlari membawa dua beban menghindari serangan Pica? Dan melakukan teknik berpedang dengan santai, namun mematikan. Level Komandan, memang beda. Walaupun menurut Viola, dari segi fisik mereka hampir seumuran. Atau tidak?

"Luffy, didepanmu!" Saber berseru. Menatap sosok Prajurit Kaki Satu sedang dipojokkan oleh seseorang.

Kepalanya membesar seiring waktu. Dari ciri-ciri fisiknya, sepertinya Saber tahu. Siapa manusia yang bisa membesarkan kepala itu lalu memecahkannya.

Di sisi Luffy. Pemuda itu memberikan serangan telak tanpa perlawanan dari pria tadi. Menyelamatkan Prajurit Kaki Satu, mereka berhenti sejenak. Viola mengambil kesempatan untuk turun menatap Saber jengkel. Sedangkan Saber tidak peduli.

"Oi, Tuan Prajurit! Dimana Franky dan yang lainnya?" Luffy bertanya kepada sang Prajurit. "Jadi kau tidak bersama mereka?"

"Kau lupa? Wicka sudah bilang, 'kan? Mereka berpencar," Saber menghela nafas. Sedangkan Prajurit Kaki Satu itu terkejut dengan kehadiran mereka.

"Mugiwara, Shirei-san! Kita tidak punya waktu untuk berbicara!!" Viola berseru dengan tegas.

"KAU!" pekikan itu mengejutkan mereka. Urat-urat di keningnya tercetak setelah melihat kembali sosok itu, sosok yang mengkhianati mereka, menaruh kenangan berduri di benak mereka. 13 tahun yang lalu. "Berani-beraninya kau menunjukkan wajahmu di sini, Vincent Saber!!"

𝑴𝒚 𝑪𝒐𝒎𝒎𝒂𝒏𝒅𝒆𝒓 - One Piece X Oc Reader's [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang