Semangkok Rasa • 04

Start from the beginning
                                        

Gadis itu menurunkan sedikit kacamata hitamnya, netranya sangat awas menatap setiap gerak-gerik target.

Angkasa tidak mempedulikan gadis itu, ia memilih untuk melajukan Supra miliknya. Namun baru saja jalan beberapa meter, Gadis yang memanggilnya menghadang jalan Angkasa.

Mau tidak mau pria itu menghentikan motornya. "Mau lo apasih, Men. Stop gangguin gue bisa?"

Suara Angkasa terdengar cukup lantang, Diva saja yang berjarak sekitar lima meter dari lokasi Angkasa bisa mendengar suara Angkasa dengan jelas.

Gadis yang dipanggil Men itu pasti adalah Mendy yang dimaksud Erik beberapa saat yang lalu. Untuk itu Diva lebih sigap memasang telinga dan matanya.

"Gue mau lo Sa, lo kenapa sih susah banget buka hati buat gue?"

Mau Angkasa? Diva membulatkan matanya, hatinya sedikit panas ketika mendengar ucapan gadis itu.

Tanpa sadar tangan Diva meremas rok seragamnya sendiri. Kenapa rasanya ia ingin marah dan sedikit tidak suka?

Angkasa tidak menjawab apapun, ia hanya menatap malas Mendy. Menghidupkan kembali motornya, membelokan setir ke arah kiri berniat pergi.

Namun lagi-lagi Mendy berhasil menghalang jalannya. Tangan gadis itu terentang lebar, melarang Angkasa pergi.

"Minggir, gue mau pulang."

Mendy menggelengkan kepala riuh, "gue ga akan pergi sebelum lo mau jadi pacar gue."

Angkasa yang mendengar hal tersebut tersenyum masam. Ia sudah sangat lelah sekali menghadapi tingkah gila Mendy. Setiap hari pasti gadis itu selalu mengusik ketenangan dirinya.

"Gue gak mau."

"Yaudah, kalau gitu gue ga akan pergi."

Angkasa tidak peduli, ia kembali menghidupkan motornya, kali ini ia tidak memikirkan apapun, ia melajukan motornya ke arah Mendy, membuat tubuh gadis itu refleks menyingkir.

Melihat kepergian Angkasa, Mendy berdecak kesal. "Angkasa!!"

Sedangkan Diva yang sedari tadi menyimak pun mulai paham situasi apa yang melingkupi Angkasa dan Mendy.

Gadis itu keluar dari persembunyiannya untuk menghampiri Mendy yang masih misah-misuh di parkiran.

Langkah ringan Diva terdengar berirama, membuat Mendy menoleh kearahnya.

Diva melepas kacamata hitam yang melingkupi pandangannya, senyum tipis terpatri di wajah gadis itu.

"Hai kak." Sapa Diva dengan ramah ia berdiri tepat dihadapan Mendy.

Dilihat dari jarak sedekat ini, Diva jadi lebih jelas melihat penampilan Mendy. Rambut bewarna blonde yang dibuat curly di bagian bawah, wajah dengan make up yang cukup tebal, bibir merah merona serta pakaian yang cukup ketat.

Penampilan Mendy sangat mengganggu Diva, pantas saja Angkasa terlihat risih dengan keberadaan gadis itu, Diva saja yang baru pertama kali bertemu sudah merasakan hal yang sama.

Monyet pak RT aja lebih cantik dari dia.

Memasang senyum manis, Diva mengulurkan tangan bermaksud untuk berkenalan. Semoga saja gadis di depannya ini ramah.

"Kenalan yuk, nama gue Diva Tania Putri."

Mendy menatap malas uluran tangan gadis di depannya. Dimatanya gadis bernama Diva itu hanyalah bocah jamet.

Tanpa mengatakan apapun, Mendy melenggang pergi. Raut wajahnya masih terlihat kesal.

Diva sendiri memandang tangannya yang menggantung di udara.  "Gue ditolak nih?"

Mulutnya menganga takjub sekaligus tidak menyangka. Ia tertawa canggung. "Gue ditolak buat kenalan? Anjir banget tuh cewek."

"MBAK PANTES AJA KAK ANGKASA GAK SUKA SAMA LO!! MINIMAL RAMAH SAMA SOPAN DIKIT DALAM BERPENAMPILAN!"

Diva berteriak lantang. Memang sengaja ia lakukan, agar gadis itu mendengar, kasihan juga kalau melihat gadis tadi ditolak Angkasa.

"Loh, kok gue malah ga terima ya kalau mengasihani Mendy?"

"Njir, gue sebenarnya kenapa sih?" Diva mengacak-acak rambutnya frustasi. Perasaan aneh yang tidak Diva ketahui namanya itu sangat meresahkan.

Ia teringat lagi ucapan Nisa dan pak Eko mengenai jatuh cinta. "Gak mungkin, gue ga mungkin jatuh cinta. Umur gue masih piyik, mana mungkin gue jatuh cinta."

Kepala gadis itu sepontan menoleh ke belakang, menatap papan exit yang berdiri tegak. "Tapi gue kayaknya emang tertarik sama dia. Mas-mas penjual es teler yang manis."

🍧🍧

Jangan lupa tekan tombol bintang

Tandai jika terdapat typo yaa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Salam hangat dari Dena, calon orang sukses🌱

Semangkok Rasa (new version)Where stories live. Discover now