Bermula dari ajakan sang sahabat untuk mencoba menu es teler di kios yang baru buka membuat Diva bisa menemukan kisah cintanya.
Jika kalian pikir Diva jatuh cinta dengan pelanggan yang berada disana, kalian salah besar.
Nyatanya Diva kini jatuh cint...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Gue penasaran deh." Nisa memulai pembicaraan ditengah kepulan asap bakso yang tersaji di meja mereka. Kedua sohib itu kini tengah berada di kantin untuk mengganjal para cacing perut.
Diva menelan bakso yang tengah ia kunyah. "Penasaran kenapa?"
"Waktu sosialisasi tadi, kok gue ngerasa penjual es teler itu ngelirik ke meja kita terus ya?"
Uhuk
Diva tersedak kuah bakso yang tengah ia seruput. Tangan gadis itu menggapai-gapai air mineral, mulutnya terus saja mengeluarkan batuk kecil, sebelah tangannya menepuk dada berharap bisa mengurangi rasa sesak.
Nisa yang melihat sahabatnya tersedak segera mendekatkan air mineral pada Diva yang langsung ditenggak habis oleh sahabatnya.
Diva menerima tisu tersebut untuk menyeka gemercik air yang tersisa di bibir.
Merasa sahabatnya sudah mulai baik, Nisa melanjutkan topik perbincangan. "Lo nyadar juga ga sih?"
Diva yang kembali ditanya hanya diam, dadanya masih terasa sesak meskipun sedikit.
"Jangan-jangan dia naksir sama lo, soalnya kalau dilihat-lihat pandangannya itu tertuju ke lo terus tahu."
Sendok yang Diva pegang untuk menampung bakso jatuh ke lantai, bersamaan dengan bakso berukuran sedang. Angkasa suka kepadanya? Tidak mungkin, sikap pria itu terlihat normal-normal saja.
Sebagai perempuan yang sering menerima pernyataan cinta, Diva tahu betul bagaimana sikap para lelaki yang menaruh rasa tertarik kepadanya.
Dan selama ia melihat Angkasa, ia tidak menemukan tanda-tanda bahwa pria itu tertarik. Lagipula mereka baru beberapa kali bertemu, mana mungkin menaruh rasa ketertarikan.
Terkecuali Diva sendiri.
"Noh kan, lo kenapa dah? Ga enak badan? Daritadi ada aja sialnya."
"Gue gapapa." Diva menunduk untuk mengambil sendok yang jatuh, namun sebelum tangannya menyentuh gagang sendok, sepasang sepatu di hadapannya lebih dulu mengambil sendoknya.