Semangkok Rasa • 04

Start from the beginning
                                        

"Lo pernah denger dimana?" Diva menarik kursi agar bisa lebih dekat dengan Nisa.

Raut wajah Nisa yang tengah berpikir serius itu membuat Diva yakin 100% Jika sahabatnya itu tahu mengenai Mendy.

"Mendy monyet peliharaan pak RT bukan sih? Monyet yang warnanya merah ituloh. Yang kalau pagi sukanya berak di selokan."

Jawaban Nisa membuat Diva mendatarkan wajah. Gadis itu berdiri, mengambil kacamata hitam yang tersimpan di saku seragam lalu mengenakannya.

"Mau kemana lo?" Tanya Nisa.

"Nyari tahu siapa Mendy. Gue udah penasaran mampus. Dan seorang Diva ga bisa diem aja kalau udah penasaran. And you know it."

Mengerutkan kedua alisnya, Nisa memandang Diva dengan bingung. Sejak kapan sahabatnya itu suka mencari tahu masalah seseorang.

"Wait, sejak kapan lo jadi kepo sama urusan seseorang?"

Yang ditanya hanya tersenyum. "Ga tahu, tapi gue ngerasa Mendy itu menarik buat gue amati."

Nisa mencibir bibirnya. "Gue kenal lo ya. Lo kan gapernah kepo sama orang baru. Dan walaupun lo kepo, itu juga cuman sama orang yang lo anggap menarik dan..."

Menjeda ucapannya sejenak, Nisa kembali menelisik raut wajah Diva. "Jangan bilang lo tertarik sama Angkasa dan Mendy itu?"

Diva tidak mengelak, gadis itu malah mengangguk. "Nice, jawaban lo tepat, tapi kurang tepat. Gue ga tertarik sama Angkasa atau Mendy, tapi gue tertarik sama suasana yang akan muncul nanti."

Nisa memutar bola mata malas, apa susahnya mengaku bahwa Diva memang tertarik dengan hubungan antara Angkasa dan Mendy.

"Serah lu dah.. gue ga mau ikut-ikutan kalau lo udah masuk ke fase detektif gini." Ia menyeruput kuah bakso, lalu kembali berujar.

"Amati aja sono, paling Mendy lagi berak di selokan perumahan. Sekalian aja lo bilangin ke dia kalau berak jangan lupa cebok."

Diva tertawa mendengar ucapan Nisa, gadis itu melangkah pergi dengan penuh percaya diri. Ia bukan akan mengamati Mendy si monyet berbulu merah peliharaan pak RT.

Melainkan Mendy yang bisa membuat Angkasa terlihat risih. Kira-kira ada apa diantara mereka? Diva jadi penasaran sendiri.

Tempo langkahnya menaik cepat, dia harus pergi ke tempat Angkasa berada. Memulai aksinya menjadi detektif sekaligus paparazi.

"Punya temen gitu amat, untung gue waras." Nisa kembali menyantap baksonya sekaligus bakso yang ada di mangkuk Diva.

"Sayang banget kalau bakso seenak ini dibuang."

🍧

Mengendap-endap bagai maling yang takut ketahuan, Diva mengintip Angkasa dari balik tembok pembatas yang ada di parkiran.

Nampak Angkasa yang sedang memakai helm dengan terburu-buru, pria itu menoleh kesana kemari.

Mengeluarkan motor Supra miliknya sembari bernafas lega, tapi itu hanya terjadi beberapa saat sebelum akhirnya seorang gadis berambut blonde menghampiri pria itu.

"ANGKASA!!"

Melihat Angkasa yang menoleh, Diva menyembunyikan diri beberapa saat, sebelum akhirnya mengintip kembali.

Semangkok Rasa (new version)Where stories live. Discover now