Semangkok Rasa • 03

Start from the beginning
                                        

Angkasa mengalihkan pandangannya dari papan kelas ke sembarang arah, sampai akhirnya ia tidak sengaja bertatap muka dengan gadis yang berdiam diri seperti patung di tepian koridor.

Angkasa berhenti bergerak di hadapan gadis tersebut namun hanya sebentar sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah.

Diva sendiri masih mematung, ia menatap Angkasa yang berjalan mendekat dan berhenti di depannya, meskipun hanya sesaat. Tapi dapat ia lihat senyum tipis yang Angkasa lemparkan padanya.

Denyutan pada bagian dada terasa lebih bergemuruh, kaki jenjang gadis itu melemas berakhir jatuh mencium lantai.

Dalam posisi duduk, Diva terus memandangi punggung Angkasa hingga hilang dari pandangan mata.

"Gue, gue kenapa?" Diva menunduk, menatap lantai sembari memegang dada kirinya.

Debar jantungnya masih menggila, bukan hanya itu, ia juga merasakan hawa panas menjalar ke permukaan pipi hingga telinga.

"Apa gue jatuh cinta? Tapi gimana bisa gue jatuh cinta?"

🍧🍧

Derap langkah terdengar memasuki ruangan berukuran 4 × 4 meter. Sepatu pantofel bewarna hitam mengkilap berjalan penuh percaya diri memasuki ruangan tersebut.


Penghuni yang sebelumnya berada di ruangan menatap penuh takjub seorang pria   dengan badan tegap yang kini berjalan masuk.

Senyum lebar terpancar diwajahnya membuat seisi ruangan yang dominan diisi oleh gadis berteriak histeris.

"Omo ganteng banget!!"

"Pesona mahasiswa memang bikin klepek-klepek."

"Wih ga nyesel gue ga jadi kabur dari sosialisasi ini."

"Serius dia manusia? Kok gantengnya ga wajar?"

Bisik-bisik itu samar masuk ke dalam telinga Angkasa, namun ia tidak mempedulikannya.

Pria itu manaruh ransel hitamnya di tepi, ia menunggu kedua rekannya yang sedikit terlambat masuk karena harus mengambil brosur.

Mengeluarkan laptop dan meletakkannya di meja sebelum akhirnya pria itu menyapa para murid.

Belum sempat ia membuka mulut untuk berkenalan, salah seorang siswi dengan rambut bergelombang yang tergerai lebih dahulu menyerobot.

"Kak, namanya siapa? Umurnya berapa? Masih jomblo ga? Kalau masih boleh dong saya jadi pacarnya."

Seruan siswi itu mendapat cibiran dari teman sekelasnya. "Yee, bisa aja lu, liat yang ganteng tuh mata langsung melek. Dasar Diana." Seru salah satu teman lelakinya.

"Terserah gue dong! Sewot amat lo."

Angkasa terkekeh, sangat lucu melihat kedua insan berbeda jenis itu beradu mulut.

"Sudah jangan ribut, nanti kalau jadi jodoh bahaya."

Suara Angkasa membuat 98% kaum hawa yang berada di kelas itu berteriak kegirangan.

"Kak, suaramu sangat ramah ditelinga!! Jadi suami saya aja gimana."

"Anjir suaranya lembut banget..."

"Kak, suaramu ganteng!"

Keributan tersebut berhasil mengusik kedua insan yang duduk di barisan paling pojok belakang terusik.

Semangkok Rasa (new version)Where stories live. Discover now