11. Mainan

2.4K 454 68
                                    

Vote dulu sebelum baca 🌟

Tandai ada typo jikalau ada :)

Happy Reading.

* * *

Leona melangkahkan kakinya menuju ke
dalam gedung sekolah, ia melihat sekitar yang ramai oleh murid-murid Tirtajaya.

Ketika hendak berbelok arah tangga, Leona tersentak kaget kala tangannya ditarik menjauh. Leona lantas menoleh, ia menghela nafas jengkel saat mengetahui sang pelaku.

"Kenapa?" tanya Leona bingung.

"Kita lewat gedung belakang aja," jawab Casey seraya memandang raut wajah Leona yang tak paham, Casey langsung menjelaskan tanpa basa-basi.

"Di anak tangga ada Lilian sama badut-badutnya," jelas Casey membuat Leona akhirnya paham.

"Mereka kenapa ada di tangga kelas 10?" tanya Leona.

Casey mengedikkan bahu, membalas santai karena tidak ingin pusing memikirkan orang lain. "Mungkin ada urusan di sana."

"Pagi, Leona."

Langkah kaki kedua gadis itu terhenti, mereka menatap kaget kedua Kakak kelas yang berdiri di depan.

"Pagi, Kak Kennard," jawab Leona tersenyum kikuk. Ia bersyukur keadaan sekitar cukup sepi, Leona jadi tidak harus takut dirinya viral di sosial media.

Di samping Kennard ada Theo yang diam dengan wajah datar, keduanya sudah seperti biji yang selalu kemana-mana bersama.

"Jangan lupa hari ini upacara," ucap Kennard sebelum pergi bersama Theo.

"Kayaknya Kak Kennard benaran suka lo, Na. Kalau iya, lo bakalan milih yang mana? Kak Kennard atau Kak Gray?" tanya Casey merangkul baju Leona.

"Lo habis minum amer ya?" Leona mendelik sebal mendengar perkataan Casey.

***

"Na, kenapa bengong? Ayo, bentar lagi upacara," ujar Casey berdiri di samping kursi Leona.

"Sey, gue lupa bawa topi!" panik Leona.

"Kok bisa?" Casey ikutan panik.

"Perasaan gue udah siapin di tas," lirih Leona.

"Gue cuman ada satu topi, Na. Gimana nih? Kata Bu Saras 'kan, kalau ada yang gak bawa topi bakalan kena hukum."

Leona menghela nafas gusar, ia mengacak rambutnya kesal. Baru masuk sekolah, ia sudah harus mendapatkan hukuman? Padahal, Leona ingin masa sekolahnya tentram dan damai tanpa pernah terkena hukuman.

Dirinya sendiri juga tidak tahu hukuman apa yang akan ia dapat, yang pastinya hukuman tersebut berat. Bagaimana tidak? Saras, guru BK Tirtajaya ini terkenal sadis dan killer, tidak segan-segan memberi hukuman berat ke murid-muridnya yang melanggar aturan sekolah.

"Nasib-nasib," gumam Leona berjalan pasrah menuju luar kelas, diikuti oleh Casey yang memanggil namanya.

"Sey, gue kayaknya harus siapin surat wasiat," celetuk Leona tak menyadari keadaan sekitar.

Dahi Leona berkerut saat tak mendengar jawaban, ia sontak menoleh. Tapi, Leona dibuat terkejut ketika menangkap pria yang berdiri di sampingnya sedang memasangkan topi ke atas kepala Leona.

I'm The ProtagonistWhere stories live. Discover now