08. Nasib Sial

4.9K 681 105
                                    

Vote dulu sebelum baca 🌟

Tandai typo jikalau ada :)

Happy Reading.

***

Leona kini berada di rumahnya, ia terduduk malas di sofa usang yang berada di ruang tamu. "Ponsel ini udah ketinggalan jaman, buat main game atau sekedar video call aja gak bisa."

Jarinya mengotak-atik isi ponsel, Leona meringis melihat ponsel tersebut yang sangat jadul. Leona melempar asal ponselnya, ia miris sendiri dengan kehidupannya sekarang.

Gadis itu bangkit berdiri, berjalan menuju dapur untuk melihat isi kulkas. "Makanan juga gak ada, untungnya gue ada uang yang dikasih Gama," gumam Leona kembali keluar dari dapur. Ia akan membeli bahan makanan, tidak mungkin Leona mati kelaparan karena menahan diri agar tidak mengeluarkan uang dan tidak makan.

Karena tidak ada kendaraan, Leona terpaksa menaiki Bus. Jarak pasar dari rumahnya lumayan jauh, Leona bisa tepar duluan sebelum sampai ke pasar.

Leona memilih kursi yang agak jauh dari orang-orang, sudah dibilang bahwa dirinya introvert dan susah bersosialisasi, jadi Leona hanya diam dan memandang luar jendela yang perlahan menggelap. Benar, sekarang sudah memasuki waktu malam.

Sebenarnya ia tak ingin keluar saat malam hari, sebaiknya Leona berdiam diri di dalam rumah. Namun, rasa lapar tidak dapat Leona tahan.

Beberapa menit berlalu, Bus berhenti di tempat tujuan. Leona dan sebagian penumpang lain mulai turun satu-persatu.

Melihat pasar yang masih banyak orang, Leona menghela napas lega. Gadis itu melangkah semakin ke dalam, menyusuri pasar.

"Cantik, sendirian aja?"

Leona tersentat kaget, ia memandang 3 pria yang tampak seperti hidung belang kini berdiri di depannya. "Huh?"

"Mau ikut sama Om gak?" tanya pria di tengah seraya tersenyum lebar.

"Dijamin enak kalau kau ikut kami," sahut pria di sebelah kiri.

Leona berbalik badan, ia berjalan menjauhi mereka dengan langkah cepat. Namun, tangannya dicekal cukup kuat hingga meninggalkan memar.

"Kenapa pergi? Kau tidak mau ikut bersama kami?" tanya pria di sebelah kanan. Tangan satunya ia gunakan mengusap dagu Leona, sedangkan tangan yang menahan Leona masih di posisinya.

"Sshhh... lepaskan!" kesal Leona berusaha menghentakkan tangannya.

"Kau harus ikut bersama kami, wajah dan tubuhmu sangat menggoda untuk dicicipi," ucapnya mengelus pipi Leona.

Rahang Leona mengetat, gadis itu mengangkat satu kakinya ke udara.
"Menjijikkan, pergi sana!"

BUGH!

"ARGHHH, BANGSAT!"

Pria itu melepaskan cekalannya, ia langsung memegang bagian kelaminnya yang ditendang oleh Leona.

"KEJAR DIA SAMPAI DAPAT!"

"Baik, ketua!"

"Tau begitu mending gue beli di Minimarket!" batin Leona berlari menghindari para pria tersebut. Leona melirik ke belakang, matanya terbelalak melihat sekitar 20 pria mengejarnya.

Orang-orang yang berada di pasar memilih menyingkir dan berdiam diri tidak ingin ikut campur dengan pria-pria berbadan besar itu.

"Ternyata mereka bukan bertiga doang di sini?!" Leona menelan ludah, kakinya berlari menjauhi pasar.

I'm The ProtagonistWhere stories live. Discover now