Cakra yang selalu menuruti keinginan Sherren dengan penuh bahagia, kini ia menuruti nya dengan berurai air mata, Cakra tak dapat menahan isak tangis nya, ia mencukur habis rambut Sherren dengan perasaan sesak.

Sherren yang melihat hal tersebut semakin menahan rasa sesak nya, ia tak ingin menangis, ia ingin membuktikan dan memperlihatkan bahwa ia baik-baik saja, maka dengan beberapa kali ia meminta Cakra untuk tenang dan jangan menangis, namun hal tersebut semakin membuat Cakra berurai air mata.

tak berselang lama, kini rambut Sherren benar-benar habis tak tersisa, rambut indah nan halus miliknya kini sudah tergeletak mengenaskan di atas lantai, rambut wangi nan lebat yang menjadi favorit keenam laki-laki itu kini sudah tak ada, Sherren sudah benar-benar tak mempunyai rambut.

Cakra yang sudah memenuhi keinginan Sherren, langsung mematikan alat cukur nya dan melemparkannya ke sembarang arah, setelah itu memeluk erat tubuh Sherren dengan isak tangis yang kencang.

"Sher.., a-aku.. gak sanggup.." Cakra berucap di sela-sela tangisannya.

Sherren terdiam, ia tersenyum dan dengan lembut membalas pelukan Cakra agar sang empu tenang, tak luput kini liquid bening meluncur bebas dari mata indah milik Sherren.

kelima laki-laki yang melihat hal tersebut pun tak kuasa menahan air mata mereka masing-masing, Bagas menunduk dan melihat rambut Sherren berserakan pun dengan sesak mulai mengumpulkan rambut tersebut menjadi satu di bantu oleh Arga.

setelah terkumpul, Arga dengan lemas mengantongi rambut Sherren menggunakan kantong khusus yang Bima bawa, setelah beres ia mulai melangkah mendekati Sherren.

Sherren yang merasakan kehadiran seseorang di sisi kirinya mulai melihat kearah sang empu yang memandangi nya sendu.

tangan kiri yang terpasang selang infus itu, kini mengusap lembut kepala Arga, dan mengangguk kearah sang empu bahwa semua baik-baik saja.

"jangan sedih.., aku gak mau kalian sedih kayak gini..., maafin aku.. gara-gara aku kalian jadi nangis.." ucapan Sherren membuat keenam nya menggeleng sedih, Cakra yang mendengar pun mulai melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan kanan Sherren sembari membantah.

"enggak..., bu-bukan salah kamu.., kamu gak salah.., e-enggak...." Cakra menumpukan kepalanya di paha Sherren.

"Sher.. k-kita sedih.. karena kita gak sanggup.." ucap Arga pelan dengan menunduk.

"gak sanggup? kenapa?" tanya Sherren lembut, Arga sendiri tak menjawab.

"Sher.., kamu gak papa kan?" pertanyaan Jaxson membuat Sherren menghapus air matanya dan tersenyum lembut.

"gak papa Jax.., emang aku kenapa hm? aku baik-baik aja.." ucap Sherren menenangkan.

"tapi..., rambut kamu Sher.." ucapan yang kini Bagas lontarkan membuat Sherren terdiam sejenak, tak lama ia mulai melihat keenam laki-laki itu dan berucap dengan tenang.

"kalian..., gak suka ya karena rambut aku di potong? kalian gak suka kan karena sekarang aku gak punya rambut.., maaf.. maafin aku yang gak bisa jagain rambut kes-"

Elang dengan keras memotong ucapan Sherren yang membuat sang empu terkejut.

"ENGGAK!"

Elang dengan perasaan hancur mendekati Sherren, dengan lembut memeluk sang empu.

"gak ada yang gak suka sama keputusan kamu Sher..., gak ada!, stop minta maaf karena ini bukan salah kamu.."

mendengar ucapan Elang, lagi-lagi Sherren terdiam, tak lama laki-laki lainnya mulai menenangkan diri dan kembali menghibur Sherren agar suasana membaik.

I'm not perfect Woman's!! {END}Onde histórias criam vida. Descubra agora