"Hujan?!" Leona menganga tidak percaya, bagaimana bisa? Jelas-jelas tadi cerah, Leona padahal sangat berharap langit tidak mendung.

Kalau begini, ia tidak akan betah menunggu Bus. Leona 'kan takut dengan suara guntur, petir, atau kilat.

"Ayo."

Leona mendongak, memandang pria yang duduk bersamanya tadi kini memasuki mobil. Ia hanya diam, membuat pria itu menghela nafas.

"Masuk."

Hening.

"Leona, masuk."

"Eh? Gue, Kak?" tanya Leona menunjuk dirinya sendiri.

"Ya."

Ingin rasanya menolak, tetapi jalanan sudah basah. Kalau Leona tetap di sini, ia rasa Bus tidak akan lewat karena hujan. Jadi, Leona perlahan masuk ke dalam mobil.

Sesudah Leona masuk dan memasang sabuk, mobil hitam itu berjalan dengan kecepatan sedang.

"Makasih, Kak Lucas."

***

"Di minum, Kak." Leona menyajikan kopi panas ke atas meja, ia duduk berseberangan dengan Lucas.

Di luar sedang hujan deras, mana mungkin Leona tidak menawarkan masuk ke dalam rumahnya dan menghangatkan diri. Lucas sudah dua kali membantunya, Leona tidak akan menjadi orang lupa diri.

Lucas hanya mengangguk. "Makasih," katanya.

Mereka kembali diam, Leona mengusap tengkuknya kala suasana kembali hening.

Beginilah ketika pendiam dan introvert berada di satu ruangan, tidak ada topik pembicaraan yang akan keluar. Leona benar-benar merasa tidak nyaman.

Ting!

Mendengar notifikasi yang berasal dari ponselnya, Leona bergegas menyalakan ponsel dan melihatnya.

Casey
|Liat X lamtur, Na
|Heboh banget, bisa jadikan gibahan baru nih

Karena penasaran, Leona menuruti perkataan Casey.

Leona terkejut membacanya, ia tahu siapa yang dimaksud postingan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leona terkejut membacanya, ia tahu siapa yang dimaksud postingan tersebut. Siapa lagi kalau bukan dia sendiri?

Tanggal dan hari yang di post sama dengan dirinya bersama Lucas, untungnya mereka lagi-lagi tidak mengetahui wajahnya.

"Astaga..." Leona tidak tahu akan bagaimana jika wajahnya terungkap, akankah ia menjadi bahan rundungan? Itu sudah pasti.

Lucas memandang raut Leona yang berubah-ubah, pria itu segera bertanya. "Ada masalah?"

Tidak mendengar jawaban dari sang gadis, Lucas kembali memperhatikan Leona yang mengetik sesuatu di ponselnya. Entah tidak mendengar atau memang Leona tidak ingin menjawab, Lucas jadi penasaran kenapa gadis itu terlihat khawatir.

Leona menghela nafas, ia meletakkan ponselnya dan menghadap ke depan. Leona tersentak kaget ketika bertatapan dengan manik tajam Lucas.

"Kenapa, Kak?" tanya Leona dibalas gelengan oleh Lucas.

"Hujannya reda," ucap Lucas membuat Leona melihat ke arah luar yang sudah cerah kembali.

"Oh, iya. Kak Lucas udah mau pulang?" tanya Leona ikut berdiri kala Lucas bangkit dari duduknya.

Lucas memakai almamater miliknya seraya mengangguk, keduanya berjalan menuju halaman rumah Leona.

"Gue pulang, makasih."

"Hati-hati, Kak Lucas." Leona berucap sembari memasang senyuman, ia merasa de javu dengan suasana sekarang.

Melihat Lucas telah pergi, Leona masuk ke dalam rumahnya dan mengunci pintu. Ia berjalan ke kamar mandi, tubuhnya sedikit lengket.

***

"Apaan?" tanya Leona mengangkat telepon dari Casey. Ia mengusap rambutnya menggunakan handuk dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang ponsel.

"Na, gimana sama postingan lamtur? Menurut lo siapa cewek yang masuk ke mobil Kak Lucas?"

Leona menghela nafas, menjawab malas pertanyaan Casey. "Gak usah bahas itu, Sey. Bukan urusan kita, biarkan aja."

"Nggak bisa! Gue penasaran banget, apa jangan-jangan pacarnya Kak Lucas ya?"

Uhuk.

Leona tersedak ludahnya sendiri mendengar perkataan Casey, lalu membantahnya. "Ngaco! Kalau belum tau kebenarannya, jangan ngada-ngada."

"Lo kenapa sih, Na? Panik banget kayak cewek itu lo aja."

"H-hah? Mana mungkin," balas Leona merutuki dirinya yang spontan membalas perkataan Casey dengan sedikit bentakan.

"Na, jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa?" tanya Leona panik, takut Casey menyadari bahwa gadis yang dimaksud adalah dia.

"Oke, Na. Gue gak bakal bilang ke siapa-siapa, janji!"

"Apanya?! Jangan-jangan apa?" tanya Leona kesal.

"Huh, jangan-jangan lo suka Kak Lucas ya?!"

"A-apa?" Leona cengo mendengar tuduhan Casey.

"Tenang aja, Na. Gue gak bakal bilang ke siapapun, pegang janji gue!"

Leona tersadar, buru-buru ia menjawab ucapan Casey. "Nggak, anjir! Gue gak suka Kak Lucas!"

"Jangan bohong, Na. Santai aja sama gue."

"ENGGAK WOI!"

"Gue orangnya enggak ember, udah dulu ya, Na!"

"SEY, GUE GAK SUK––"

Tut.

Leona memandang layar ponselnya, panggilan telepon tiba-tiba dimatikan seenak jidat oleh Casey. "Bangsat."

•••

Masih semangat nungguin update cerita ini gak? 😔

Kalau masih, gas spam komen ❗❗

I'm The ProtagonistWhere stories live. Discover now