beautiful tomorrow's

353 29 3
                                    

15:16, Where you are?19 Maret,H-1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

15:16, Where you are?
19 Maret,
H-1

********************

Ting tong ting tong

"Bang, ini Felix!!"

Felix berulang kali menekan bel itu. Dia juga berkali-kali memberi pesan masuk sejak setengah jam lalu. Anak itu masih lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Bang, bukak dong! Gue tau lo nggak ngampus,"

"Bang, kebelet berak ini!!" pintu itu akhirnya terbuka. Menampilkan seseorang yang mengintip dari celah,

Huh!! Bara benar-benar kacau. Wajahnya seperti orang yang hilang akal, pakaian lusuh, rambut yang sepertinya tidak di sisir. Felix mendorong pintu dan menerobos masuk. Ditangannya sudah ada banyak kantung belanjaan berisi bahan makanan.

Soal kemarin, Sam berhasil melewati Operasinya. Tapi, Bara belum melihat keadaan Sam lagi setelah operasi itu. Dia takut, dia takut tidak akan kuat melihat keadaan Sam. Dia tidak mau.

Hanya Oma dan Arsena yang menjaga Sam bergantian. Gerald tidak bisa meninggalkan pekerjaannya pagi ini, Opa juga harus mengurus pekerjaan yang Arsena tinggal sementara, dan Felix juga sekolah, Stephanie juga hanya sampai siang tadi setelah pagi-pagi sekali datang.

Dan....

Bara tidak lagi meninggali rumah itu, dia memilih membeli apartemen di dekat rumah sakit dan tinggal di sana. Tidak sudi lagi ia menginjakan kaki di sana. Dengan memaksa Oma Sara untuk mengeluarkannya dari rumah sakit, orang-orang merasa harus melakukan itu begitu meliha Bara yang seperti orang gila ingin melarikan diri. Semalam, Felix yang membantu Bara mencari tempat tinggal. Bara tak mau di rumah siapa pun, termasuk rumah Felix.

"Lo gimana sih? Kulkas isinya air minum sama roti aja, makan lo gini doang dari kemarin? Tau gitu semalem gue belanja" Felix kesal sekali. Abangnya ini malah seperti orang bodoh yang menghancurkan dirinya sendiri. Memang hanya dia yang sedih? Memang hanya dia yang kacau? Semua juga sama, walau pasti dia lebih menderita. "Sam udah melewati masa kritis, tapi masih di ICU..." tak ada respon dari orang yang masih berdiri seperti patung itu.

"Duduk!! Ngapain berdiri kayak patung gitu?!" Bara menurut. Dia duduk di sofa, tidak melakukan apa-apa. Seperti orang linglung.

"Perban udah ganti?" Bara mengangguk. Membuat Felix mendengus kesal.

Felix membuat sop ayam yang hangat. Minta juru masak di rumah mengajari tadi pagi. Dia kasihan sekali dengan Bara, kenapa Bara jadi seperti ini? Bara yang ia tahu bukan seperti ini. Bara seperti pohon yang digugurkan paksa daun dan rantingnya dan hanya menyisakan batangnya saja.

"Sini, bang. Makan sama gue" Bara menatap Felix. Matanya merah, pandangannya juga sayu.

"Ngga, kenyang!"

Morning in the Night (end)Where stories live. Discover now