Sakit!

604 29 0
                                    

Alam semesta itu luas, indah dan menawan, Sam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alam semesta itu luas, indah dan menawan, Sam. Oleh karena itu, buka matamu dan lihatlah betapa dunia menginginkan hadirmu.

“Sam... gue masuk ya!!” Suara Bara. Dia tak mengetuk. Dan kemudian masuk. Dia mendapati adiknya yang terlelap dengan bersandar pada dinding. Ditangannya ada lukisan yang bentuknya tak karuan. Bara ingat lukisan ini, karena itu dibuat oleh Sam saat ulang tahunnya. Lukisan yang ia tunjukan pada Bianca dan Bara, rasa rindu dengan kehangatan keluarga ia tuangkan di sana.

“Kenapa di rusak, Sam? Padahal lo sayang banget sama lukisan ini!” Bara masih ingat betapa sedih Bianca menyaksikan lukisan itu. Kemudian memeluk kedua putranya. Kesehatannya yang buruk dan hidup yang tak lagi memiliki tujuan.

Bara mengambil lukisan itu dari tangan Sam. Dan menggendong adiknya, memindahkannya ke kasur agar tidurnya lebih nyaman. Dia mengusap lembut kepala adiknya. “Sam, maafin dunia yang jahat ini ya...” Bara kemudian kembali ke kamarnya sendiri. Meninggalkan Sam yang masih terlelap. Air mata jatuh, ia tak benar-benar tertidur. Saat Bara memindahkannya tadi, ia sedikit terbangun.

Tolong. Siapa pun hentikan sakit ini. Kenapa rasanya sangat sakit. Semuanya begitu menyiksa. Setiap kali takdir merenggut bahagianya, ia hanya diam dan terluka bersama dirinya sendiri. Pertama, ia tak mendapat kasih sayang dari Ayahnya, sering di sakiti hati dan fisiknya, fakta bahwa kakaknya berubah karena kepergiannya dan sang Mama, lalu Papanya yang mulai sering main fisik, dan sampai pada titik dimana segalanya hancur saat seorang Kyle datang dan kepergian Bianca.

Tidak cukup kah Mamanya di ambil? Kenapa harus seperti ini? Rasanya ada yang salah, tapi tak tahu apa yang salah. Ia ingin menangis, marah dan meluapkan emosinya. Tapi pada siapa?

Malam ini terasa begitu panjang. Ia sedang berdialog dengan emosinya. Mempertanyakan segala hal yang ada dalam hidupnya. Matanya terpejam, tapi air mata terus keluar dari sana. Ia tak ingin membuka mata, karena rasanya saat matanya terbuka hanya akan ada tangisan yang begitu pilu. “Ma... aku capek, kenapa Mama pergi sih Ma?” mulutnya berbisik. Belum cukup keluarganya hancur, Mamanya juga meninggalkannya untuk selamanya.

Mungkin karena menangis semalam, badannya jadi kaku dan lemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mungkin karena menangis semalam, badannya jadi kaku dan lemas. Tenaganya habis. Bara memaksa untuk mengantar anak itu ke sekolah. Di paksa ijin pun tidak akan mau, di antar sopir juga keras kepala. Ujungnya, dia akhirnya mau setelah dipaksa Bara. Di ancam akan diseret ke Rumah sakit.

Morning in the Night (end)Where stories live. Discover now