Peace🌻

230 25 2
                                    

"Siapa? Gue? Ngga kebalik?!"

"Duh, lo tu makanya dengerin gue dulu lah. Kemarin itu tuh....." Felix menceritakan apa yang terjadi. Mereka bahkan tak ada pikiran untuk duduk. Mereka sempat berdebat kecil. Bara marah pada Felix, dia juga kesal dengan Juan yang sudah dengan kurang ajar begitu. Felix segera pulang setelah menyelesaikan penjelasannya pada Bara. Bara yang kesal lantas pergi ke lantai atas dan membanting pintu kamarnya sendiri.

Brengsek. Juan benar-benar brengsek sekarang di matanya. Sudah mengalami yang seperti itu, bagaimana dia bisa datang ke sekolah Sam dan membuat masalah. Felix juga, bagaimana bisa dia malah menjadi dalang dari keributan dirumah ini beberapa hari lalu.

Bara meletakan ponsel dengan kasar di meja belajarnya, kemudian membuka leptop dan mulai mengerjakan sesuatu. Yah, tugas adalah yang paling penting sekarang.

Sementara itu, Sam masih duduk di tepi ranjang. Memikirkan perkataan Bara. Rasanya sakit, sungguh sakit rasanya mendengar Bara berkata bahwa dia tidak akan memperdulikan dirinya lagi nanti. Sam menangis, kenapa bisa Bara berkata demikian. Hatinya remuk, apakah Felix jadi menjelaskan situasinya? Kenapa Bara tak kunjung datang? Ia kembali kehilangan Bara sekarang. "Ma, Bang Bara pergi lagi... aku nggak tau harus gimana sama Bang Bara, sekarang udah ngga ada Mama yang ngasih tau aku harus apa,"

"Halah t*i, sok sad lo njing. Kayak baru pertama kali aja, gambar aja lah anjir!" Sam mencari kanvas. Ternyata sudah hampir semua kanvasnya terpakai. Yang dibelikan Bara waktu itu ukurannya kecil, 30×40, tapi ya sudah pakai saja.

Sam membuat gambar bunga. Dia menggunakan warna yang kalem, ungu lavender yang anggun.

Setiap pikirannya kacau, melukis membuatnya lebih tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setiap pikirannya kacau, melukis membuatnya lebih tenang. Seolah semua pikirannya terserap dalam setiap goresan yang ia buat. Begitu selesai, rasanya ada lega yang mengalir dan rasa kantuk ikut datang. Dia selalu tidur setelah menyelesaikan sebuah lukisan. Rasanya jauh lebih tenang setelah menggambar.

Dan besok paginya, rasanya lebih segar. Entahlah, mungkin benar jika menggambar memang cukup membantu menghilangkan stress.


🌻


Keesokan harinya, Sam sudah siap dengan kemeja warna biru dan celana jeans selutut berwarna putih, kemudian dipadukan dengan sepatu Valentino Bounce 'Black Silver Foil' yang membuatnya terlihat keren.

Ia pergi ke dapur lebih dulu, lebih memilih sarapan di rumah. Ia lihat Kyle sudah duduk di sana dengan Bara yang meminum kopi dan didepannya ada leptop. "Udah rapih aja, mau ke mana?" Kyle terlihat baik-baik saja sekarang. Walau terlihat jelas di wajahnya ada kesedihan dan stress yang dalam.

"Ke Mall, cari kanvas!" Sam duduk dan kemudian menatap Bara yang tak berkutik sama sekali ketika dia datang. Mira datang dengan pelayan dan membawakan menu sarapan sesuai dengan selera masing-masing orang yang duduk di sana. "Papa nggak pulang?"

Morning in the Night (end)Where stories live. Discover now