Part 44

3 0 0
                                    


"muke lo kaya makhluk gaib si..." katanya sambil tertawa berderai. "akhir-akhir ini berat badan gw naik tau..."

"ya baguslah, artinya lo udah mulai sehat, ga kaya dulu lagi kurang makan kurang istirahat." gw menghisap rokok, "eh, gimana kampus lo?"

"kampus gw masi disitu-situ aja kok, belom pindah...." godanya.

"bukan itu maksud gw..."

Jihan tertawa. "iya iya, tau gw. Sekarang gw udah konsentrasi ngejar mata kuliah yang belum gw ambil kok. Semoga aja tahun depan gw udah bisa ambil skripsi. Insya Allah deh..."

"skripsi susah ga si?"

"susah kalo ga lo kerjain..."

"yee dimana-mana itu mah..."

"ga susah kok, yang penting jangan putus niatnya aja. Kebanyakan mahasiswa telat lulus gitu kehambat di skripsi si, pada ilang niatnya..." jelasnya sambil tersenyum dan memainkan rambutnya.

"gw sekarang lagi seneng-senengnya kuliah..." sahut gw pelan. "gw belum bisa ngebayangin besok abis lulus kuliah terus mau kemana gw..."

"lo kan mau mulai bisnis?"

gw tersenyum. "ya iya si, tapi gw kan baru mau mulai. Yah semoga aja bisa menghasilkan lah ya..."

"nanti gw ikut lo aja, boleh nggak?" tanyanya.

"ikut gw? maksud lo?"

"yaaa ikut, ngikut bisnis lo... dan ngikutin elo-nya...." jawabnya sambil tersenyum manis.

"kalo bisnis gw ga cuma disini?"

"gapapa, bawa gw kemanapun lo pergi..." dia menatap gw lekat-lekat.

Entah apa yang merasuki pikiran dan tubuh gw, sesuatu yang ga pernah gw bayangkan sebelumnya mendadak terjadi. Memang gw selama ini sering membayangkan ini, tapi ga gw sangka akan terjadi dengannya. Dan di waktu ini.

Tubuh gw dan tubuhnya mendekat, seakan ada kekuatan yang tak terlihat yang mendorong kami berdua. Kepala gw dan kepalanya saling mendekat, hingga gw bisa merasakan hangat hembusan napasnya di wajah gw. Dan kemudian begitu saja, bibir kami sudah saling berpagutan. Untuk beberapa saat gw seperti tak mengenali diri gw lagi. Entah siapa gw malam itu. Yang gw rasakan hanyalah sentuhan bibirnya yang hangat dan basah, yang menempel di bibir gw. Dan itulah pengalaman pertama gw.

Ketika akhirnya kami saling menarik diri, gw ga bisa berkata-kata apapun, karena terlalu takjub akan apa yang barusan terjadi pada kami. Jihan pun sepertinya begitu. Dia memandangi gw beberapa saat, kemudian tersenyum sedikit, dan mengikat rambutnya ke belakang.

"gw tidur dulu ya..."

canggung, dan kikuk segera menyelimuti kami berdua. Gw hanya bisa mengangguk, tanpa bisa menjawab perkataannya barusan. Jihan beranjak berdiri, dan kemudian masuk ke kamarnya, mengunci pintunya, hingga akhirnya tinggallah gw sendirian diluar. Gw menengadah, menatap langit malam yang penuh bintang, dan gw tersenyum.

Dunia Yang SempurnaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ