47

543 58 29
                                    


Luffy menopang dagu seraya menonton apa yang dilakukan Franky. Laki-laki hentai itu sibuk membuat sesuatu, tangannya bergerak cepat, wajahnya serius, sesekali tangannya membolak-balik benda laras panjang yang dia buat untuk melihat detail yang sempurna.

"Bagaimana, kapten? Ku pikir ini cocok untukmu."

Luffy mengambil benda itu dan menilik lebih jelas. Sudut bibirnya sedikit terangkat, menatap puas hasil pekerjaan Franky. Beberapa waktu lalu, Franky secara tiba-tiba menawarkan Luffy untuk dibuatkan senapan. Mata Luffy berbinar dan langsung mengangguk, sudah lama dia tidak memamerkan keahlian menembaknya. Franky juga membuat beberapa bazoka bertenaga cola, kali ini keahlian Usop adalah yang paling dibutuhkan.

Peluru senapan milik Luffy menggunakan peluru khusus yang bisa menembus kulit setebal apa pun. Tapi, ide milik Luffy jauh lebih cemerlang, dia menggunakan listrik dari kekuatan buah iblisnya sebagai peluru. Luffy mencoba senapannya dengan menembak tebing besar yang cukup jauh dari tempatnya. Akhir-akhir ini Luffy bisa menggunakan listrik hanya dengan membayangkannya saja tanpa harus mengubah diri menjadi Dewa Matahari.

Duarrrrr!!!

Tebing itu hancur berkeping-keping. Peluru listrik berlari dengan kecepatan cahaya, daya hancurnya luar biasa besar. Semua kru tak terkecuali Sabo melihat pemandangan tersebut dengan dagu hampir menyentuh lantai kapal, bahkan Franky tidak menyangka senapan ciptaannya bisa sehebat itu di tangan sang kapten.

"Wooaaahhh, aku cuma menggunakan sedikit tenaga listrik, bagaimana bisa daya hancurnya sebesar itu?" Tidak sia-sia Izo mengajarinya cara menembak walau pun pada awalnya cukup sulit. Luffy teringat akan suasana kapal ketika kakak-kakaknya itu mengajarinya banyak hal. Sabo bertepuk tangan dan heboh sendiri, "Adikku. Kau adikku." Dan mengusap kepala Luffy dengan brutal sampai rambut Luffy berubah afro.

Luffy: "..."

Usop yang tersadar dari kekagumannya berkata, "Aku juga akan mencoba bazoka ini. Luffy, aku tidak akan kalah," dengan semangat menggebu.

Mata Chopper berbinar lalu menyemangati Usop, "Usop, kau pasti bisa."

"Lihat ini, Chopper. Tembakan kapten Usop adalah yang terbaik."

Usop menargetkan tebing lainnya yang lebih besar dan duarrr!!! Tebing itu hancur tidak berdaya. Memang benar, penembak jitu bajak laut Mugiwara adalah yang terbaik, semua orang berteriak kagum untuk Usop.

Zoro memeluk pundak Usop dan memuji, "Nice, Usop. Urusan pertarungan jarak jauh dan melindungi kapal kami serahkan padamu."

Usop mengusap hidung dan memberikan jempol, semua orang tertawa kecil dengan kepercayaan di mata mereka.

Franky sengaja membuat bazoka tidak hanya satu karena dia tahu pasti semua kru suatu hari akan menggunakannya. Terutama dua gadis cantik primadona kapal, mereka akan terlihat keren ketika menembakkan bazoka tersebut. Benar saja, pemikiran tentang suatu hari itu terbukti dalam waktu beberapa menit.

Nami mencoba salah satu bazoka meski pun tembakannya sedikit meleset. Meski begitu, Sanji tetap memuji Nami. Dia berputar-putar seperti gasing dan mata penuh cinta. Lalu pada akhirnya semua kru satu persatu termasuk Sabo mencoba untuk menembak dengan bazoka tersebut. 

"Ini keren." Sabo bersorak memuji Fanky.

Beberapa tebing di tengah laut hancur tidak berguna karena ulah mereka. Tapi mereka tidak ingin mengambil pusing karena mereka adalah bajak laut. Tapi mari lupakan tentang itu, karena sebuah pulau terlihat dari teropong Brook dari menara pengawas. Setelah mendengar pemberitahuan darinya, Jinbei segera memutar kemudi ke arah pulau tersebut.

UntitledWhere stories live. Discover now