10

947 60 10
                                    

WARNING!!! TYPO DAN EYD BERANTAKAN


** Sebelumnya...

"Ayo maju. Kita akan mendaki gunung ajaib," heboh Luffy seperti ini baru pertama ia akan menuju Grand Line. Kalau dipikir-pikir lagi ini memang perjalanan pertamanya ia memasuki wilayah itu meski dia datang dari Dunia Baru.

**

"Usop, Sanji, pegang kemudi. Kendalikan kestabilan kapal." Luffy memberikan perintah. Oh, jadi Luffy bisa bertindak sebagai kapten pada umunya.

"Yosh. serahkan kepada kami," balas Sanji berteriak dari daerah kemudi.

Zoro melihat menggunakan teropong. Ini benar-benar mustahil, pikirnya. Arus yang mengalir ke arah atas, monster laut, cuaca yang tidak wajar.

"Kurang pas. Arahkan ke kanan," si kapten meneriaki Usop dan Sanji yang sedang memegang kemudi. Tapi kemudi kapal malah patah karena tidak bisa menahan kekuatan arus kanal.

"Wuaahhh kita akan menabrak," Nami dan Usop panik.

"Gomu Gomu No, Fusen." Luffy melompat ke arah dinding gunung untuk menahan Merry Go agar tidak menabrak. Berhasil. Semuanya selamat.

"Luffy. Panjangkan tangan mu." Zoro memberikan tangannya untuk diraih oleh Luffy. Luffy segera memanjangkan tangannya lalu berpegangan kepada Zoro.

"HORE KITA BERHASIL," Sanji dan Usop berteriak senang. Mereka sudah melalui sedikit tantangan berbahaya. Akhirnya mereka masuk ke wilayah lautan yang lebih menantang. Tentunya ini adalah awal perjalanan mereka untuk terus melaju ke Dunia Baru. karena perjalanan sesungguhnya adalah ketika mereka sudah memasuki lautan tersebut.

"Woah, aku bisa melihat Grand Line," Luffy sangat senang karena bisa merasakan awal perjalanan yang luar biasa bersama kru bajak lautnya sendiri. "Maju teru."

"Hei, kau mendengar sesuatu?" Zoro mencoba mengambil alih perhatian Luffy yang terus berteriak sejak tadi.

"Kau benar. Suara apa itu?" tanya Usop yang juga mendengar suara itu.

"Mungkin itu suara angin. Katanya cuaca di Grand Line sangat aneh."

"Tapi, Nami. Itu seperti suara binatang. Paus?". Usop meletakkan tangan di telinga mencoba untuk mendengar lebih jelas.

"Itu benar-benar paus," panik Sanji karena paus itu menghadang kapal.

"Kita hajar saja dia." Luffy sudah siap dengan tinjunya.

Nami yang panik sampai jatuh terduduk di dek kapal. Apa-apaan ini. Mereka baru saja memasuki Grand Line, tapi di depannya sudah dihadang oleh paus raksasa. Lebih besar dari monster yang mereka temukan di gerbang tadi. Paus itu menabrakkan kepalanya ke dinding gunung. Mau merubah haluan pun percuma. Mereka akan tetap menabrak paus itu.

Luffy berlari ke arah meriam kapal. Menembaki paus itu agar berhenti mengamuk.

"APA??? MERIAM??" teriak semua orang.

"Hah, sudah berhenti, 'kan?" ucap Luffy berkacak pinggang. Tapi naas, kepala domba tempat favorit Luffy patah akibat paus itu.

Luffy sontak kaget dan berteriak, "WOAHHH, KURSI FAVORIT KU."

Nami terjatuh memegang kepalanya, "Ini gawat." Kenapa rasanya pusing sekali, "Kita akan mati di sini," ucapnya lemah.

Zoro bahkan Usop dan Sanji panik. Mereka ingin segera berlari dari kapal. Zoro dan Sanji lupa bahwa mereka berdua sebenarnya bisa melawan paus raksasa itu.

"Beraninya kau menghancurkan kursi favorit ku," marah Luffy karena paus itu telah menghancurkan kepala domba yang sudah menjadi tempat favoritnya. Luffy lalu mengahajar paus itu, "Kembalikan kursi favorit ku," ucapnya sebelum tangannya memanjang lalu membesar dan menghajar paus itu dengan brutal.

UntitledWhere stories live. Discover now