25

576 57 8
                                    

Zoro menggoyang-goyangkan tubuh Luffy untuk membangunkannya. Bahkan Sanji berinisiatif untuk mengambil daging dari dalam kulkas sebagai pancingan agar kapten karetnya itu bangun, padahal itu adalah makanan persediaan hingga mereka sampai di Pulau Sabaody.

"Percuma saja. Ini tidak bekerja." Sanji hendak memukul kepala Luffy dengan daging yang entitasnya sama sekali tidak mempengaruhi manusia ajaib itu, namun urung karena kapal tiba-tiba saja kembali terombang diterjang ombak.

"Lagi? Padahal tidak ada angin tapi kenapa ada ombak sebesar ini?" Franky mencoba mengendalikan kemudi kapal yang masih belum berfungsi semenjak mereka masuk ke dalam kabut.

"Kita bagai berada di Calm Bet. Tapi bedanya adalah tidak ada monster di sini," begidik ngeri Nami mengingat kembali waktu awal memasuki Grand Line.

"Kita segera mendekati pulau. Semoga di sana aman." Berpegangan pada pembatas kapal, Robin berekspresi setenang mungkin. Di saat begini bisa saja ada musuh yang menyerang mereka, tapi Robin mencoba untuk tidak berkata aneh supaya teman-temannya tidak panik. Maksudnya supaya navigator dan penembak jitu kapal tetap tenang —dan dokternya juga—

Sunny sedikit lebih pelan, kapal itu perlahan semakin mendekat ke arah pulau misterius di balik kabut. Shiryu mengambil alih teropong dari tangan Usop dan melihat sekeliling. Matanya menangkap kehidupan di pinggir pulau. Seseorang terlihat melambai ke arah mereka. "Ada seseorang," ucapnya.

Semua kru mencoba melihat dengan mata telanjang, dan karena kapal sudah semakin dekat mereka bisa melihat orang itu.

"Kau yakin itu manusia, Shiryu? Bisa saja kita sudah berada di dunia lain."

"Robin. Ku rasa kamu benar."

"Eh?" semua bereaksi sama dengan percakapan Shiryu dan Robin.

"Itu bukan manusia," lanjut Shiryu yang mana membuat semua orang menyipitkan mata ingin melihat lebih jelas. Tapi kapal tiba-tiba saja berubah arah seolah ada yang mengemudikannya. Ikan lumba-lumba masih berenang mengikuti mereka. Sunny terus melaju tapi pelan seperti sedang mencari tempat untuk berlabuh.


*****


Law dan Kid berpisah di Sabaody. Mereka akan kembali ke Shinsekai, dan Law akan menyelam lebih awal dengan kapal selam bajak lautnya. Sementara Kid akan melapisi kapalnya terlebih dahulu. Dua hari setelah Luffy berlayar, Kid dan Law pun meninggalkan pulau. Lalu beberapa hari kemudian Shirohige menyusul menuju dunia baru.

Keberadaan mereka masih dipantau oleh pihak pemerintah. Dunia masih kacau akibat perang, belum lagi berita kekalahan yang membuat pemerintah malu. "Eustass ya, jangan lengah," ucap Law sebelum pergi. Kid hanya mendengus menanggapi saudara kelamnya itu.

"Kau juga jangan sampai merindukan ku."

"Merindukan mu? Entitas mu bahkan tidak penting untuk ku."

Kid berdecak sebelum mengusir Law agar segera pergi. Law menyeringai dengan wajah mengesalkan. "Aniki, sampai jumpa lagi," seru Bepo dan melambaikan tangan ke arah Kid dan teman-temannya.

"Ya, pergi lah. Dan kami tidak mau berjumpa dengan kalian lagi."

"Sumimasen." Bepo menundukkan kepala lesu karena perkataan sarkas Kid.

"Kau lemah sekali, Bepo." Penguin berkacak pinggang melihat Bepo yang gampang sekali putus asa.


*****


"Tuan, akhirnya kau datang. Kami telah menunggu mu selama ratusan tahun."

Luffy terperanjat membuka mata. Nafas tersengal lelah seperti ia telah berlari ber-mil jauhnya.

"Luffy san." Brook segera mendekati Luffy yang sudah mengambil posisi duduk. Luffy menatap sekeliling karena merasa semua orang melihatnya. "Aku kenapa?" tangannya menggaruk tengkuk tidak mengerti kenapa semua mata menatapnya khawatir, hingga tidak sengaja Luffy melihat sepotong daging besar di tangan Sanji, "Sanji, niku!!!"

Sebelum bergerak, Nami, Sanji dan Zoro menendangnya hingga terpental. "JANGAN MEMBUAT KAMI KHAWATIR, BAKAYARO!!!"

"Sumimasen. Sanji, niku...." ujarnya dengan suara lemah dan memelas.

Sanji menghela nafas, "Bahkan dia tidak melupakan dagingnya." Mendekati si kapten lalu memberikan potongan daging tersebut. Franky terbahak di ikuti Robin dengan tawa khasnya. "Superrrr ajaib," ucap Franky.

"Kapten, kau baik-baik saja?" Luffy berhenti mengunyah karena lupa akan sesuatu setelah pertanyaan Shiryu. "Tidak. Aku mendengar seseorang memanggilku tuan."

"Kami sudah menunggu mu, Tuan. Kami kering dan dan hampir mati."

Telinga Luffy berdengung. Daging di tangannya ia jatuhkan lalu menutup kedua telinga. "Siapa? Siapa yang bicara."

"Kami tidak mendengar apa pun," Usop bingung bahkan semua orang. "Chopper, kau mendengar sesuatu?" Chopper menggeleng. "Meski aku bisa berbicara dengan hewan, tapi demi apa pun aku tidak mendengar ada yang berbicara selain kita."


*****


Delapan belas tahun lalu, Garp dan Dragon sepakat untuk menyembunyikan Luffy. Karena pemerintah dunia tidak pandang bulu untuk melenyapkan apa yang menurut mereka berpotensi mengancam. Kasus lain adalah kelahiran Ace, Garp membawanya ke East Blue. Menyembunyikan anak Gol D Roger hingga anak itu tumbuh dewasa bersama Sabo.

Shirohige dengan tangan terbuka menerima bayi Luffy untuk menjadi anaknya, namanya ia berikan sebagai kebanggaan. Namun benang merah tidak berhenti mengikat di satu titik, benang itu menyatukan mereka yang akan menendang bokong para petinggi yang mengendalikan dunia. Shirohige seperti wadah untuk bibit-bibit monster klan D berkumpul.

Ramalan tentang Luffy mungkin belum tentu kebenarannya. Namun siapa yang tahu tentang itu? Garp dan Dragon mengambil jalan aman untuk tetap diam akan kelahiran seorang anak tidak berdosa. Lalu dengan alasan lain yaitu karena Dragon adalah penjahat paling dicari oleh pemerintah. Keturunannya pasti akan dibantai untuk membasmi potensi pemberontak.

Perjalanan Luffy mungkin menjadi jawaban tentang masa depan yang akan terjadi. Sunny masih melaju mengelilingi pulau. Lumba-lumba masih dengan girangnya mengikuti kapal dengan kepala singa tersebut. Suara yang Luffy dengar semakin banyak. Kepalanya pening dan telinga berdengung karena suara-suara tersebut. Luffy mencoba tenang, memejamkan mata lalu menghirup nafas pelan.

"Baiklah. Ini mulai membaik. Dan katakan kenapa kalian menunggu kedatangan ku?"

Setelah pertanyaan itu ombak besar tiba-tiba menghantam kapal, dan angin bertiup kencang menyebabkan Sunny bergerak lebih cepat di sepanjang pinggir pulau. Lumba-lumba semakin banyak mengikuti kapal, bersuara riang seolah menyambut kedatangan mereka. Lalu burung-burung terbang keluar dari dalam pulau.

"Apa lagi sekarang?" Sanji menatap ke atas bersama yang lain, dan salah satu tangannya mengelus kepala Chopper yang memeluk kakinya. "Pulau ini memang aneh." Setelah itu tidak ada yang bertanya atau pun bersuara. Karena merasa pecuma sebab tidak ada jawaban yang mereka terima. Semua hanya diam menunggu apa yang akan terjadi.

Pulau itu jika dibandingkan dengan Little Garden kemungkinan mempunyai luas yang sama. Hanya saja jika dilihat lebih jelas, pulau itu seperti sedang mengalami musim kemarau. Tanahnya kering dan tumbuhan layu. Cukup lama Sunny melaju hingga berhenti. Namun sebelum mereka bereaksi, telinga mereka menangkap suara langkah kaki berlari. Semakin lama semakin mendekat, lalu suara orang-orang riuh gembira.

"Dia datang."

"Akhir yang ditunggu-tunggu."

"Kebebasan. Kebebasan."

Penghuni pulau keluar karena mengetahui orang yang mereka tunggu akhirnya datang setelah sekian lama. Semua kru Mugiwara bingung dengan semua yang terjadi di pulau ini. Siapa yang mereka tunggu? Apa sebenarnya yang terjadi? Kebebasan?



Tbc 


Bisa tebak ada apa? Kenapa kira-kira Luffy disambut di pulau misterius?

UntitledWhere stories live. Discover now