༒ CHAPTER 51: FINAL

5.3K 584 222
                                    

chapter terakhir, tolong ramaikan ya!

chapter terakhir, tolong ramaikan ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Irithella."

Langkah Irithella terasa amat berat ketika melangkah ke dalam kamar bernuansa gelap berukuran amat besar. Keberadaan Irithella langsung disambut oleh saudara-saudara Drytor. Mereka senantiasa menjaga lelaki yang kini terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang tersebut.

Bahkan dalam kondisi tidak berdaya, lelaki itu masih terlihat sangat tampan seperti boneka. Hanya saja, kulit putihnya menjadi lebih pucat. Sangat pucat. Enggan Irithella mengumpakan tapi sungguh, Drytor mirip sekali dengan mayat.

Irithella berjalan mendekat ke sebelah kasur Drytor, otomatis Markaz beranjak bangun dari kursi di samping tempat tidur supaya Irithella dapat menggunakannya. Irithella tidak bicara sepatah kata pun, hanya saja matanya terus mengarah kepada Drytor dengan berkaca-kaca.

"Isabella... maaf... maksudku Irithella," kata Haelios amat pelan. "Kami... sungguh-sungguh meminta maaf karena selama ini pernah berencana untuk melakukan suatu hal yang buruk. Kami menyesalinya. Amat menyesalinya. Maafkan kami."

Irithella tidak menggubris. Ia tetap menutup bibirnya rapat-rapat.

"Kami menyayangimu, Irithella. Sangat menyayangimu." Haelios melanjutkan ucapannya lagi meskipun kalimat awalnya tidak ditanggapi Irithella. "Semoga kamu bisa mengampuni kesalahan kami. Kami janji setelah ini... kami tak pernah berniat jahat lagi. Kami akan selalu menjaga dan membantu jika kamu butuh bantuan. Apapun itu."

Irithella tetap terbungkam. Hal itu memicu ekspresi sedih di wajah Haelios. Bukannya Irithella sengaja tidak menangapi, hanya saja energinya terkuras dan semua terasa berat baginya. Raga serta jiwanya belum pulih total, bahkan untuk bersuara saja ia sudah tidak mampu saking letihnya.

Hingga Markaz ikut bersuara, "Irithella... gue tau, lo pasti masih marah sama kami—"

"Kalian pasti sangat menyayangi Mitera dan Drytor," potong Irithella dengan senyum tipis di bibirnya. "Jika gue punya solusi dan peluang untuk membangkitkan kembali Papa dari kematian, maybe I'll also be the same as you. Melakukan apapun agar lbu yang kalian cintai hidup kembali juga menolong saudara kalian dari kutukan yang membuatnya tak berdaya seperti sekarang."

Jazon tertegun. "Apa maksud... dari ucapan lo itu?"

"Kalian salah. Tapi gue sudah mengampuni sebelum kalian mengakuinya," jelas Irithella sembari menatap satu per satu dari mereka. Dari Haelios, Jazon, Markaz.

Dan berakhir untuk Jersey.

Tatapannya lebih lama untuk lelaki yang tidak mengucapkan sepenggal kalimat apapun. Karena Irithella kini tahu siapa Jersey sebenarnya.

"Terima kasih, Isabella! Terima kasih sudah memaafkan Ilos!" seru Haelios, reflek memeluk Irithella. Hingga beberapa detik menyadari dan langsung melepaskan dirinya. "Maaf. Maafin Ilos."

DRYTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang