༒ CHAPTER 7: KISS ME AND I'LL TELL YOU WHO AM I

17.7K 1.5K 1.1K
                                    

HIT THE STAR & COMMENT SPAM!
1K COMMENTS FOR NEXT

✧ HIT THE STAR & COMMENT SPAM!1K COMMENTS FOR NEXT✧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai, Little Red."

Hal yang membuat Irithella terkejut adalah kemunculan Drytor dari dalam kolam. Laki-laki itu menampakkan setengah tubuhnya yang telanjang dada, sehingga Irithella bisa menangkap dengan jelas kesempurnaan dari bentuk atletis badan Drytor dengan dadanya yang bidang. Otot perut menonjol kencang, biseps yang begitu kekar serta urat-urat indah yang mencuat di sepanjang tangan. Bahkan uratnya memyembul dari bawah pinggang menuju perut semacam roti sobek itu.

Namun bukan Drytor yang tampak sangat panas yang membuat Irithella tegang.

Melainkan tatto cerberus terbentuk di bagian dada kanan Drytor.

Kepala Irithella seketika berdenyut bersama kilasan-kilasan aneh yang ia lihat. Perempuan itu kembali membayangkan kejadian yang tak ia ingat pernah terjadi sebelumnya. Sampai di mana, tato itu juga tergambarkan di bayangan Irithella. Ia yakin, sebelumnya pernah melihat tato itu.

Drytor berenang mendekat, sampai laki-laki itu keluar dari kolam berenang dengan tubuh telanjang dada, sehingga Irithella menangkap dengan jelas kesempurnaan dari bentuk atletis badan Drytor. Drytor kemudian duduk di tepi sembari mengelap rambut basahnya dengan handuk kecil.

"Sit down." Drytor mendongak memandang Irithella yang berdiri mematung. "Next to me."

Entah mengapa, Irithella justru menuruti apa yang Drytor ucapkan. Perempuan itu duduk di samping Drytor hingga kakinya masuk ke dalam kolam, merasakan sensasi dingin. Ia tak bisa mengalihkan perhatiannya dari tato yang tergambarkan di dada Drytor.

Mendapati Irithella sedang memerhatikannya selekat itu, Drytor terkekeh. "Terangsang?"

"Sembarangan!" Irithella terbelalak. Segera membuang muka. Wajahnya memerah. 

"It's okay. Normal."

"Normal mata lo! Gue gak terangsang!" protes Irithella, reflek memukul kuat lengan laki-laki itu hingga Drytor meringis. Irithella lantas berdeham. "Sorry."

Keheningan menyelinap seperkian detik di antara mereka. Drytor memandang Irithella intens. Menyadari ditatap demikian, Irithella mengernyit. "What's wrong?"

"Kenapa lo gak pakai baju yang gue beli?"

Irithella meringis. "Gue gak bisa nerima itu. Gue nggak punya hak buat nerima banyak hal dari lo. I'm good. Thanks. Gue beneran nggak pantes buat itu. So please, just take it back."

DRYTOR Where stories live. Discover now