༒ CHAPTER 41: THE REAL CARSTEN ?

4.6K 598 1K
                                    

vote dulu baru boleh baca! yang
ga vote orang jahat. dengerin playlist
di atas ya <3

 dengerin playlist di atas ya <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ca... Carsten?!"

Betapa terkejutnya ketika Irithella melihat Carsten tiba-tiba berdiri di hadapannya yang sedang terjatuh. Laki-laki itu berusaha membantu Irithella beranjak bangun. Irithella yang membeku, membiarkan lelaki itu membantunya sampai berhasil berdiri.

Dengan mata menyipit waspada, Irithella melangkah mundur. Teringat kembali saat peristiwa seorang penjahat yang menyamar menjadi Papanya. Lagipula, mencurigakan sekali mengapa Carsten ada di tengah hutan seperti sekarang. Ini tidak mungkin.

"Irithella."

"Stay away," pinta Irithella. "You're not Carsten."

Carsten mengernyit. "I am. I am Carsten." Carsten memasang raut wajah serius. "Gue ke sini because I miss you so bad. I don't know why, I just have a bad feeling about you. That's why I'm here now. Something happens, Irithella?"

Alasan yang baru dilontarkan Carsten sama sekali tidak masuk akal. Alasan itu konyol. Sebelumnya Irithella memang mengatakan kepada Carsten jika ia tidak bisa bekerja selama beberapa hari lantaran mengikuti perkemahan. Namun, Irithella tidak pernah menjelaskan secara spesifik di mana tempat mereka berkemah. Mana mungkin Carsten secara niat mencari tahu keberadaannya.

"Irithella... kenapa lo natap gue kayak gitu? Don't you trust me?" Carsten mengubah raut wajah kecewa. "Gue rela jauh-jauh ke sini karena khawatir. Tapi kenapa lo justru berpikir gue orang jahat. I'm disappointed."

Tanpa menyahut sepatah kata pun, Irithella mengambil langkah seribu. Melarikan diri dari sosok yang menyamar sebagai Carsten. Ia sepenuhnya yakin jika lelaki itu bukan Carsteb. Ia tidak akan membiarkan dirinya bodoh seperti waktu itu, sehingga Irithella memutuskan berlari sejauh mungkin.

Luka dan kehancuran masih terjerat dalam dirinya. Hanya saja, sekarang tercampur dengan rasa takut ikut serta menyelimuti. Ia tidak tahu kemana arah tujuannya saat ini. Ia hanya terus berlari, berlari, dan berlari bersama pikiran seolah tertutup kabut. Sampai menemukan tempat aman dari ancaman.

Namun, apakah itu ada?

Drytor yang selama ini ia pikir menjaga dan melindunginya ternyata adalah orang yang justru menjadikannya mangsa terbesarnya dengan membuatnya jatuh hati sehingga apabila berhasil merampas jantungnya, Drytor bisa terbebas dari kutukan selama ini serta membangkitkan Ibunya kembali.

Irithella tidak mengerti dengan semuanya.

Irithella menyadari, jika ia tidak memiliki keistimewaan itu Drytor tidak akan pernah memperlakukannya seperti sekarang.

Selama ini Irithella selalu merasa sendiri, tidak pernah terlihat ada, tidak pernah dibutuhkan, selalu merasa kosong.

Tetapi ketika bersama Drytor, Irithella selalu merasa penuh.

DRYTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang