༒ CHAPTER 46: THE BATTLE IS NOT OVER

4.7K 517 1.1K
                                    

sisa lima episode lagi sebelum tamat, bro mau minta komentar dan vote yang banyak biar semangat update buat kalian. satu lagi, percakapan dalam scene ini bro pakai formal biar lebih enak aja daripada lo-gue, hehe. selamat membaca, semoga semakin suka.

"Akhh! Sialan!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akhh! Sialan!!"

Carsten mencabut belati menusuk matanya dengan sangat cepat, mengerang kesakitan. Seperti racun mematikan menyerangnya di dalam tubuh. Terutama di mata kanannya. Itu bukan belati biasa, tidak heran nyeri dan darahnya tidak langsung menghilang.

Saking perihnya, salah satu tangannya kini memegang dan menutupi matanya yang terus mengeluarkan darah. Sementara tangan satunya lagi memegang belati milik Irithella dengan kuat. Satu matanya yang tidak tertikam menatap Irithella sengit.

"Kau... aku akan membunuhmu!" teriak Carsten yang langsung berpindah cepat, mendekati Irithella. Laki-laki dengan mata mengerikan meneteskan tirta merah kental, siap menusuk perempuan itu dari belakang. "Mati kau, dasar jalang sialan!"

Irithella sukses mencekal tangan Carsten yang hendak melukainya dengan belati. Bahkan dengan kuat, ia menarik Carsten ke depan kemudian membanting cowok itu ganas sehingga tulang Carsten sepertinya retak, saking kerasnya perlawanan Irithella.

Carsten meringis, tidak menyangka jika Irithella akan menjadi sangat kuat begitu mengingat siapa dirinya sebenarnya.

Irithella sendiri juga cukup terkejut dan tidak menyangka ia baru saja membantai seseorang dengan sangat mudah. Lebih gampang dari dibayangkan. Apalagi selama ini ia bahkan tidak pernah belajar bela diri.

Sungguh ajaib.

Irithella mendekat, menunduk menatap Carsten yang kesakitan dalam posisi terkapar. Gadis itu berusaha meraih belati yang ada dalam genggaman Carsten tapi tangannya tiba-tiba ditarik kasar oleh Carsten. Membalas perlakuan gadis itu, Carsten turut membanting tubuh Irithella hingga terpental kasar sebelum mendapat kembali senjatanya.

Aster yang sejak tadi hanya menyaksikan, membekap bibir kaget. Derai air matanya amat deras, tubuhnya berguncang sangat hebat. "Tuhan... tolong...."

Tidak menyerah, Carsten beranjak bangun mendekati Irithella yang mencoba bangkit. Begitu Irithella berhasil berdiri, Carsten langsung melakukan serangan dengan belati di tangannya. Menargetkan indra pengelihatan Irithella untuk ia tusuk sebagai pembalasan atas matanya yang terluka parah.

Namun, Irithella amat lincah menghindari serbuan. Carsten mendengus jengkel dan meringis di sela-sela pertempuran itu sebab matanya semakin detik, semakin nyeri.

Carsten yang teralihkan akibat rasa sakit, membuat Irithella sgera mengirim kembali pukulan mematikan hingga tendangan keras menghantam perut lelaki jahat itux Carsten terdorong jauh hingga jatuh lagi ke permukaan lantai kayu, bahkan belati milik Irithella—yang tadi ia rampas—sekarang kembali di tangan pemiliknya.

DRYTOR Where stories live. Discover now