༒ CHAPTER 32: FAINT

6.4K 695 1K
                                    

700 VOTES & 1K COMMENTS
___________________________________

✧700 VOTES & 1K COMMENTS✧___________________________________

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Jersey membunuh Ibunya.

Itu adalah fakta baru yang Irithella ketahui, tetapi ia tidak tahu alasannya. Drytor tidak bercerita dan dia pun tidak menanyakannya. Seketika Irithella teringat dengan ucapan Jersey kala lelaki itu melukis bersamanya di taman sekolah, ia merasa bahwa semuanya menginginkan kematiannya karena mungkin mereka semua menganggapnya sebagai pembunuh.

Hanya saja, Irithella merasa yakin, pasti ada kesalahpahaman. Jersey tidak mungkin secara sengaja membunuh Ibunya, mungkin maksud Drytor laki-laki itu tidak membunuh Ibunya secara spesifik. Semacam menjadi penyebab kematian? Entahlah. Irithella harus segera menghentikan rasa penasarannya sebelum ia benar-benar tenggelam ke dunia mereka.

"Dia cocok dengan seragam itu," komentar Carsten yang sedang meracik kopi di sebelah Irithella.

Irithella yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangan dari Drytor yang tengah mengepel lantai kafe seketika terkekeh mendengar ucapan Carsten lalu kembali memerhatikan Drytor. Ini adalah hari kedua laki-laki itu bekerja dan terlihat sangat konyol bagi Irithella.

Laki-laki semacam bangsawan itu melakukan pekerjaan rakyat jelata sepertinya sangat tidak cocok

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Laki-laki semacam bangsawan itu melakukan pekerjaan rakyat jelata sepertinya sangat tidak cocok. Bahkan sesekali Irithella mendapati Drytor mendengkus jengkel ketika pelanggan dengan angkuh menginjak lantai yang sedang dibersihkan Drytor. Untung saja lelaki itu tidak mengamuk dan tidak membuat kekacauan.

Irithella terkekeh geli melihat Drytor mengacungkan jari tengahnya kepada pelanggan yang membuatnya kesal. Sampai senyuman Irithella berubah saat pelanggan perempuan cantik berusaha merayu Drytor, bahkan terang-terangnya memuji Drytor tampan dan meminta nomor whatsapp.

"Gak tertarik," jawab Drytor dingin bahkan tanpa melirik perempuan itu.

"E-eh? Gak tertarik bagi nomor handphone?" Perempuan itu bertanya dengan nada lembut.

"Gak tertarik sama lo. Pergi sana."

"W-what? Pelayan miskin sok jual mahal!"Perempuan itu langsung kabur membawa rasa malu karena baru saja ditolak.

DRYTOR Donde viven las historias. Descúbrelo ahora