Ephemeral Love 34

29.9K 2.1K 22
                                    

Adrian menatap Flora yang sedang membuka pintu mobilnya. Wanita itu langsung memasang sabuk pengamannya dan bersandar dengan nyaman.

“Kamu lama sekali. Padahal aku ingin melihat operasi itu. Kenapa kamu sangat lama?” tanya Flora.

Adrian diam. Dia masih fokus menatap lekat wanita itu. Dia mencondongkan tubuhnya dan memberi kecupan ringan pada pipi Flora. Wanita itu terperanjat kaget dengan wajah yang sedikit memerah.

“Apa-apaan kamu?” Flora panik.

“Kamu selingkuh, Flo. Tapi aku tidak ingin memarahi mu untuk saat ini,” ujar Adrian. Dia pun melajukan mobilnya dengan santai.

“Selingkuh? Yang benar saja, Adrian! Aku tidak selingkuh,” sanggah Flora.

“Jadi kenapa kamu tidak mengirimkan pesan padaku seperti biasanya? Kenapa kamu tidak menelpon ku dan menceritakan hari mu seperti biasanya? Kenapa kamu tidak menatapku seperti dulu? Kenapa kamu tersenyum manis pada si brengsek itu?”

“Hah?” Flora melongo. Kemudian dia tertawa kecil. Demi apa, pria itu terlihat lucu baginya saat ini.

“Nanti sore mama meminta kita untuk melihat-lihat pakaian pernikahan. Awalnya aku menolak, tapi dia pemaksa.”

Flora menatapnya.

“Mm, Adrian? Aku ingin ikut ke kantor mu hari ini, apa boleh?” tanya Flora.

Adrian menoleh. “Mm.” Biasanya pun wanita itu akan datang tanpa izin.

Mereka tiba di Raeheorms Company.

Flora menatap sekitar. Parkiran itu nampak mewah, tidak ada kesan horor di sana meski terjadi kejadian tidak terduga itu.

“Kamu takut?” tanya Adrian.

“Tidak. Hantu-hantu takut padamu, jadi selama aku bersamamu aku akan aman,” jawab Flora tersenyum manis.

Adrian menggeleng. Dia pun menggandeng tangan Flora dan membawa wanita itu masuk ke  ruangannya.

Di sana, Isvara dan Crish nampak menunggu Adrian.

“Eh, Flora? Bagaimana keadaan mu?” tanya Crish.

Flora tersenyum. “Aku baik. Hanya saja sedikit bosan akhir-akhir ini. Apa yang sedang kalian makan?” tanya Flora menghampiri mereka ke sofa.

“Salad buah buatan Isvara. Ini sangat enak, kamu mau?” tanya Crish.

Flora menatap Isvara. Tatapan wanita itu menunjukkan jika dia tidak suka padanya. Flora pun menggeleng dan tersenyum.

“Flo, kemari lah!” Adrian yang sudah duduk di kursi kebesarannya memanggil wanita itu.

Flora menghampirinya. “Apa?”

“Duduk di sini,” ujar Adrian. Dia menarik kursi lain dan meletakkannya di sampingnya.

“Kenapa? Aku ingin bersama mereka.” tolak Flora.

“Jangan mengganggu mereka berdua,” ucap Adrian pelan.

“Apa?”

“Kenapa kamu tidak peka?” Adrian langsung menarik Flora agar duduk di sampingnya.

Flora menatap pria itu, kemudian menatap kedekatan Crish dan Isvara. “Akan kutanyakan padanya nanti,” gumamnya pelan.

“Adrian?” Flora meletakkan kepalanya di meja, dengan tangannya sebagai alas. Dia menatap Adrian yang mulai sibuk dengan pekerjaannya.

“Mm?” Adrian menoleh.

Flora tersenyum. Mengingat ciuman lembut yang Adrian berikan padanya pagi tadi, membuatnya tiba-tiba berbunga-bunga saja.

Tidak mendapatkan jawaban, Adrian kembali berkutik pada pekerjaannya.

Flora meraih lengan kemeja Adrian dan memegangnya. Menariknya pelan, agar Adrian kembali menatapnya.

“Kenapa?” tanya Adrian.

Flora tersenyum dan menggeleng. Dia pun membalikkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Apa kamu sedang mencoba menggoda ku?” tanya Adrian.

Flora kembali menoleh.

Dia berpikir sejenak. “Ini aneh... tapi aku tidak berniat menggoda mu. Lebih ke ingin mengganggu mu saja,” jawab Flora.

Adrian tersenyum. Senyuman yang membuat Flora benar-benar menatap dalam pria itu.

“Ku anggap ini sebagai permintaan maaf mu, karena sudah berani selingkuh dariku.”

“Hah? Aku tidak selingkuh, Adrian! Kamu sepertinya sudah gila,” ujar Flora.

--o0o--

Flora berjalan-jalan di sekitar Raeheorms Company. Kejadian beberapa hari yang silam, membuat Adrian memerintahkan lebih banyak pengawal untuk mengawasi wanita itu.

Flora pun berhenti di parkiran luar itu. Dia memperhatikan sekitar dengan serius.

“Jika kamu ingin ku banting ke lantai, silahkan,” ujar Flora saat seorang pengawal menghalangi langkahnya.

“Maaf nyonya, ini perintah tuan Adrian. Kami tidak akan membiarkan nyonya bertindak gegabah lagi,” ujar pengawal itu.

“Aku tidak akan gegabah. Kamu juga harus mendengar perintahku sebagai calon istri dari tuan mu. Jangan menghalangi kegiatan ku! Kamu bisa berjaga, tetapi jaga jarak. Aku tidak suka kalian mengawasi ku dan menguntit ku!”

Flora pun langsung melanjutkan langkahnya.

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat berpapasan dengan Isvara. “Hay,” sapanya tersenyum manis.

Isvara menatap Flora tanpa ekspresi.

“Bisa kita bicara? Sebenarnya aku ke sini karena ingin membicarakan sesuatu pada mu,” ujar Flora.

Mereka pun berada di kantin perusahaan itu.

“Apa?” tanya Isvara.

“Maaf sebelumnya, apa kamu em-- menyukai Adrian?” tanya Flora langsung terus terang.

Isvara menatap tajam wanita di depannya. “Awalnya aku senang dengan perubahan sikap mu. Tapi nyatanya kamu merugikan ku, bahkan lebih dari sebelumnya. Aku tidak menyukai mu, Flora.” jawab Isvara.

Flora terdiam.

“Pandangan orang-orang mulai buruk terhadap ku, karena mu. Mereka menyebut ku perebut lelaki orang, sementara Adrian tidak mencintai mu! Kamu yang merebut pria ku!” Isvara menatap benci Flora yang menatapnya penuh keterkejutan.

“Maaf, Isvara. Aku terperangkap di sini. Aku tidak mencintai... aku ....” Flora langsung membisu saat Isvara langsung meninggalkannya.

“Aku mulai menyukai tempat ini. Aku egois. Tapi aku tidak akan mau merugikan kalian semua. Aku akan pergi,” ucapnya.

EPHEMERAL LOVE Where stories live. Discover now