Ephemeral Love 17

36.4K 2.4K 14
                                    

Flora menoleh dan menatap Adrian yang membuka pintu. Para pelayan muncul dan langsung membereskan bekas makan malam mereka. Setelah para pelayan itu pergi, Adrian kembali mengunci pintu.

Itu adalah pemandangan yang sedikit menakutkan dan mencurigakan.

“Apa kata ayah? Apa dia setuju?” tanya Flora. Dia takut Adrian berbohong padanya.

“Ya, asalkan bersama ku, om Tommy memberi izin. Lihat?” Adrian menghampiri dan menunjukkan pesan dan bukti panggilan keluar pada ayahnya.

“Berjanjilah kamu tidak akan melakukan apapun padaku," ucap Flora takut-takut.

”Aku pria pemarah dan egois, semua tergantung pada sikapmu.” balas Adrian. Dia langsung menggendong tubuh Flora ke kasur dan mendudukkannya di ujung.

“Sehabis makan tidak boleh langsung tidur, benar dokter Flora Ivyolin?” ucap Adrian.

Adrian meraih Flora ke pangkuannya dan duduk bersandar di ujung. Dia menarik Flora dan mendekapnya erat.

“Ini sangat aneh, Adrian.” Wanita itu bergumam karena takut.

“Apa kamu masih mencintai ku, Flora? Jawab aku dengan jujur!”

Flora diam. Dia takut salah jawab.

“Jika Flora yang bodoh pasti menjawab, ya. Tapi jika ku jawab tidak, bagaimana jika Adrian langsung mencekik ku? Tapi seharusnya dia senang, ’kan? Dia pernah bilang bahwa dia tidak suka terikat padaku.” Batinnya. Wanita itu benar-benar berpikir keras.

Tidak ada jawaban. Adrian pun diam dan tidak bicara lagi. Hening menyerang mereka dalam waktu yang cukup lama, meski Adrian enggan melepaskan pelukan itu.

Adrian menoleh saat kepala Flora menyentuh dadanya. Wanita itu sudah tertidur. Beberapa obatnya yang dikonsumsi dimalam hari memang mengandung obat tidur. Tentunya itu semua sesuai dengan resep dokter. Flora benar-benar kesusahan untuk tidur dengan tenang, apalagi hal itu dimulai dari pembatalan pernikahan mereka dulu.

“Apa benar kamu sudah tidak mencintai ku?” Adrian menatap Flora. Dia pun membaringkan tubuh wanita itu dan kembali mendekapnya.

“Ini cara baru mu untuk mendapatkan perhatian ku, bukan? Selamat Flora! Aku tidak mencintaimu tetapi aku tidak tahu kenapa aku tidak suka pria lain dekat denganmu. Tentu saja aku tidak cemburu! Aku yang paling tidak setuju dengan pertunangan ini.”

Adrian menghela nafasnya. Tidak ada gunanya dia berbicara pada Flora yang sudah tidur itu. Padahal dia merindukan Flora yang selalu bercerita padanya. Dia kecewa dengan cara Flora kali ini.

“Selamat tidur,” ucapnya. Adrian mencium bibir Flora dan menahannya sebentar tanpa memangut, kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah tenang itu.

“Oke, ini sedikit gila! Cemburu? Yang benar saja, cemburu?! Aku tidak cemburu!”

--o0o--

Flora mulai mengerjapkan matanya. Matanya membulat sempurna saat melihat Adrian yang memeluknya dalam tidur.

“Ku kira semalam hanya mimpi. Jika Isvara tahu, matilah aku.” Dia melepaskan pelukan itu pelan-pelan.

Merasa tidak berguna, Flora menyerah. Kaki Adrian terangkat mengunci pergerakannya juga.

Flora menatap wajah Adrian yang terlelap. Mengawasinya dengan serius kemudian tersenyum. “Tentu saja Flora bodoh! Dia sangat tampan,” gumamnya.

Flora pun mengangkat tangannya dan mulai mengelus wajah Adrian. Ada sebuah perasaan yang begitu bersemangat saat telapak tangannya mengelus wajah itu. Tapi hanya sebentar, dia takut Adrian bangun.

“Apa aku meminta mu untuk berhenti? Elus lagi!” ucap Adrian tanpa membuka matanya.

Flora benar-benar terkejut. Dia langsung bergerak menjauh namun lagi-lagi tangan dan kaki pria itu menahannya.

“Selamat pagi, Flora. Aromamu wangi sekali.” Adrian bergeser ke tekuk leher wanita itu.

“Ad-drian... aku tidak nyaman. Menjauhlah sedikit,” ucap Flora panik saat nafas Adrian mulai menerpa kulitnya.

“Kenapa kamu melarangku sementara kamu membiarkan pria lain memeluk mu?” kesal Adrian. “Ini masih pagi, Flora. Aku tidak ingin murka sepagi ini,” ucapnya.

Berhadapan dengan Adrian, tubuh Flora melemas. “Jam... Jam berapa ini? Kamu bisa terlambat! Bangun Adrian,” ucap Flora berusaha menjauh dari pria itu.

“Baiklah, aku juga ada rapat pagi ini.”

EPHEMERAL LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang