Part. 10

336 229 362
                                    

Hai haiii
Yuk absen dulu
Jam berapa kalian baca ini???

Sebelum mulai baca pencet 🌟 dulu yuk dipojok kiri bawah dan ramaikan dengan cara komen ya...


*****

Vino menuruni tangga satu persatu menuju ruang tengah dengan pakaian yang sudah rapih. Ia akan pergi menjemput Safira untuk menepati ucapannya kemarin. Menjemput Safira pukul tiga sore.

Di ruang tengah terlihat Vano dengan kedua orangtuanya sedang mengobrol sesekali diselingi dengan tawa.

"Ekhem," deham Vino yang langsung membuat ketiganya terdiam dan menatapnya.

"Wow ganteng banget anak papah satu ini," puji Ares -papah Vano dan Vino.

Vino menyugar rambutnya, "Oh jelas, kan mirip mamah."

Ares memutar bola matanya malas, "Yang muji papah yang dipuji balik malah mamah."

"Mau kemana?" tanya Disa -mamah Vano dan Vino.

"Mau main."

"Bohong tuh mah. Dia mau ngajak anak orang ngedate itu," timpal Vano.

"Iri lo?"

"Dih sorry ngapain gue iri."

"Eh udah udah, kenapa jadi ribut gini," lerai Disa.

"Mau ajak jalan siapa kamu?" tanya Ares.

"Safira pah, adeknya Elang," jawab Vino.

"Loh? Safira yang barusan kamu ceritain Van?" tanya Disa pada Vano yang langsung membuat Vano membulatkan matanya.

"Hm? Cerita apa dia mah?" Tanya Vino sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Itu loh katanya a-" belum selesai Disa berbicara mulutnya langsung dibekap oleh Vano. Disa langsung memukul-mukul tangan Vano.

"Apaan si mah, beda. Mamah nih ngaco."

Vino semakin penasaran apa yang diceritakan oleh Vano pada kedua orangtuanya tentang Safira. Apa Vano benar-benar menyukai Safira?

"Jadi yang bener yang mana?" tanya Vino gemas.

"Itu loh Vin." Kali ini yang angkat bicara adalah Ares, "Katanya ada adek kelas yang tengil tapi lu-" Vano melepaskan tangannya dari mulut mamahnya dan langsung buru-buru membekap mulut papahnya.

"Papah ngapain ikut-ikutan si," gerutu Vano.

"Anak kurang ajar," maki Disa bercanda setelah Vano melepas bekapan pada mulutnya. Yang dimaki hanya nyengir. Sebenarnya Vano sengaja melakukan hal tersebut untuk meledek Vino agar semakin penasaran.

"Udahlah pada gak jelas. Vino pamit deh," ucap Vino. Vano langsung melepaskan bekapan mulut papahnya.

Vino menyalimi tangan Disa dan Ares. Jika ia terus meladeni mereka bisa-bisa ia telat menjemput Safira dan membuat Safira menunggu.

"Kapan-kapan kenalin ke mamah ya," ucap Disa.

"Jangan lupa diajak kesini," timpal Ares.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now