Part. 8

430 320 392
                                    

Hai guys。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
Yuk pencet bintang dulu sebelum mulai baca dan ramein dengan cara komen yaʘ⁠‿⁠ʘ

Hai guys。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。Yuk pencet bintang dulu sebelum mulai baca dan ramein dengan cara komen yaʘ⁠‿⁠ʘ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Hari ini adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia yang berarti hari ini adalah tanggal 17 Agustus. Dan sekolah Bina Bangsa akan mengadakan lomba untuk merayakan hari kemerdekaan tersebut setelah upacara selesai.

Oleh karena itu saat ini pukul tujuh kurang beberapa menit para siswa-siswi Bina Bangsa sedang menuju lapangan untuk memulai upacara, tapi banyak juga yang mencari tempat aman untuk bolos dari upacara. Sebenarnya banyak yang mengeluh untuk datang, 'tanggal merah kok masuk orang mah libur' Kira-kira seperti itu. Tapi kata guru-guru, mereka tetap harus masuk untuk upacara sebagai bentuk menghargai jasa para pahlawan.

Safira, Nadhira dan Rea masih didalam kelas tertidur dikursi masing-masing. Didalam kelas tersebut juga masih ada beberapa siswa-siswi lain.

Sedangkan disisi lain Vano sedang membantu Bu Ida berkeliling untuk memeriksa tiap kelas apakah sudah kosong atau belum. Dan saat ini Vano sedang melangkahkan kakinya menuju kelas terakhir yaitu IPS X-3 yang berarti kelas Safira.

"Kelapangan cepet." Perintah Vano dengan suara tegas sambil tangan bersedekap didada ketika sampai dikelas X-3.

Nadhira dan Rea langsung terbangun ketika mendengar suara tegas Vano. Sedangkan Safira hanya membuka matanya sebentar lalu lanjut tidur lagi. Matanya benar-benar tidak mau dibuka. Dan murid-murid lain pun segera bergegas pergi menuju lapangan mematuhi perintah Vano.

Sekarang tatapan Vano fokus menatap 3 siswi yang masih berada dikelas. Terlihat Nadhira yang sedang mengguncang-guncang tubuh Safira sambil mulutnya berkomat kamit berdoa agar tidak diamuk Vano.

Rea sudah menangkupkan kedua tangan didada, "Maaf ya kak, sebentar." Ucapnya pada Vano tanpa suara.

Vano melangkah mendekat lalu memberi tanda agar Nadhira menyingkir yang langsung dipatuhi Nadhira. Vano menatap wajah Safira yang sepertinya tertidur pulas diatas meja dengan bantal memakai totebagnya yang empuk karena berisi seragam olahraganya. Tanpa berlama-lama Vano langsung menjepit hidung Safira dengan kedua jarinya. 5 detik kemudian Safira membelalakkan matanya tapi masih belum merespon. 8 detik berlalu barulah Safira memukul-mukul tangan Vano yang sedang menjepit hidungnya. Vano langsung melepaskan jepitan tangannya pada Safira dan menatap Safira dengan datar.

 Vano langsung melepaskan jepitan tangannya pada Safira dan menatap Safira dengan datar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Garis TakdirWhere stories live. Discover now