33. BroKen HeArt

26 12 7
                                    

>>>Nyatanya, hati yang sudah hancur pun bisa lebih luluh lantak lagi. Hati yang terluka pun, bisa terus tercabik-cabik lagi. Hingga hati mulai mati rasa dan tidak peduli lagi.

°°°Setelah kurang lebih satu dua Minggu Zura izin dari sekolahnya, dua Minggu juga dia bergelut dengan hati dan pemikirannya, dua Minggu ditemani Mawar dan dibujuk

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

°°°
Setelah kurang lebih satu dua Minggu Zura izin dari sekolahnya, dua Minggu juga dia bergelut dengan hati dan pemikirannya, dua Minggu ditemani Mawar dan dibujuk. Akhirnya hari ini Zura memantapkan diri untuk sekolah, meskipun jari-jarinya belum bisa digunakan. Setidaknya dia hadir di sekolah karena hari ini akan ada pengumuman acara liburan.

Mawar bekerja keras untuk membujuk anak itu sekolah hingga mengiming-imingi liburan yang rencananya akan pergi ke pantai, dia membujuk Zura agar ikut dan menenangkan diri di sana, bersenang-senang melupakan kesedihan.

Di sinilah Zura sekarang, duduk di bangku Luky atas izin pemiliknya. Sedangkan Luky dan Rian jadi satu meja. Ini adalah hari pertama Zura sekolah setelah drama-drama mengenaskan yang tentunya tidak membuat Zura baik-baik saja, membuat suasana canggung seketika menyeruak dengan hebat.

"Zura, udah baikan?" tanya beberapa siswa dan siswi yang kemarin sempat menjenguknya di rumah.

"Baik, Ko," jawab Zura sambil mengangguk lemah dan tersenyum kecil. "Makasih."

"Iya, Ra. Cepet sembuh ya tangannya."

"Iya."

Hening lagi, di jamkos ini Zura hanya termenung dan memainkan pulpennya. Dia terus saja melihat ke arah jendela besar, entah apa yang dia pikirkan.

"Ra, Lo mau istirahat makan?" tanya Luky yang sudah mendengar bel istirahat.

Zura mendongak lemah ke arah laki-laki sembari menggeleng pelan, "Engga, Luk. Gue mau nungguin Mawar."

Rian sendiri, dia memilih untuk langsung keluar kelas. Belum berani untuk menyapa Zura setelah tahu dari Luky apa yang gadis itu alami selama dua Minggu patah hati. Ya, Rian merasa bersalah tapi juga bingung secara bersamaan. Bagaimanapun juga, Rian menganggap Zura sebagai seorang adik saja.

"Seriusan? Nanti Lo lapar," bujuk Luky lagi.

"Iya."

"Hm, yaudah. Kalo Mawar lama, Lo susul gue ke kantin ya," pesan Luky seraya berjalan keluar menyusul Rian. Luky sangat sedih melihat temannya yang tanpa semangat itu, semua keceriaan Zura hilang begitu saja.

Zura menghela nafas pelan setelah kepergian Luky, hatinya merasa sakit lagi ketika Rian tidak menyapanya dan bahkan enggan menanyakan kabarnya. Rian seakan tidak peduli dengan hati rapuh satu ini, Zura merasa sangat sedih.

"Zura," ujar Mawar yang baru saja datang ke kelas melihat Zura sedang melamun dengan mata berkaca-kaca. "Are you oke?"

"Mawar ... dia gak peduli sama gue," lirih Zura sambil memegang tangan Mawar yang bertengger di bahunya.

"Hei ... jangan mikirin dia, udah cukup Lo sakit hati, Zura. Sekarang ... Lo harus berusaha untuk gak liat dia."

"Rasa sakit ini masih menyisakan rasa cinta."

ZURA (Tahap Revisi)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt