26. KEcewe?

26 14 15
                                    

"Kecewa adalah salah satu bentuk dari hancurnya harapan yang sudah membumbung tinggi disiram oleh diri sendiri, yang akhirnya tidak tercapai dan harusnya menyalahkan diri sendiri atau malah melarikan diri?"

"Kecewa adalah salah satu bentuk dari hancurnya harapan yang sudah membumbung tinggi disiram oleh diri sendiri, yang akhirnya tidak tercapai dan harusnya menyalahkan diri sendiri atau malah melarikan diri?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Malam ini langit terlihat mendung dan sangat mendukung kesedihan orang-orang yang pura-pura kuat, seakan sudah memberi tahu kepada dunia kalau kesedihan akan menerpa sekalipun tengah menutup mata.

Tapi kembali lagi, hidup adalah serangkaian takdir yang penuh dengan warna sekalipun itu adalah kelabu dan hitam pekat yang tidak pernah menyala. Kesedihan dan bahagia adalah salah satu warna yang tidak bisa ditolak dan terus bergulir, seperti halnya roda-roda gerobak sayur yang terus berputar sekalipun bengkok, nyaris tak sempurna.

Kembali pada gadis berwajah muram yang tengah duduk di taman tidak jauh dari resto ayahnya, Zura menumpukan punggungnya ke sandaran bangku sambil menatap langit-langit tanpa bintang di atas sana sambil bergelut dengan pikirannya sendiri.

Zura benar-benar sedih, kecewa dan tidak tau harus berbuat apa. Keputusan dan perlakuan ayahnya membuat Zura tidak bisa berkata banyak, dia seakan berprasangka kalau takdirlah yang benar-benar jahat, padahal ini adalah salah satu batu loncatan untuk mendewasakan semata.

Gadis itu mengerang frustasi karena terus-menerus gagal menyingkirkan pemikiran-pemikiran yang tidak perlu, lebih tepatnya dia tidak tau harus menenangkan dirinya dengan cara seperti apa. Meskipun dia sudah mulai merasa tenang, tapi tetap saja hati dan otaknya seakan tidak mau sembuh. Menyebalkan! Dia bahkan sedikit menyesali es krim di meja tadi belum disentuh sama sekali. Padahal itu adalah es krim stroberi dengan lelehan coklat lava dari Itali, sangat mubazir!

"Harusnya gue tadi bawa es krimnya ke sini gak sih?" tanya Zura pada dirinya sendiri, dia menggigit jarinya karena kesal.

Sekalipun Zura sedih, dia bahkan tidak bisa dijauhkan dengan hal yang berbau random. Dia masih Zura yang sama sekaligus Zura yang berbeda.

"Es krim?" tanya seseorang yang baru saja datang dan mendengar omongan Zura.

Gadis itu melirik ke samping, ada seseorang yang sedang berdiri di sana menghadap ke arah Zura sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Pria itu nampak tersenyum kecil setelah melihat Zura tertarik meliriknya.

"Rey? Ngapain kamu di sini?" tanya Zura mencoba lebih sopan dengan sapaan 'aku-kamu' yang padahal pria itu lebih tua darinya, sapaan Ka atau Abang jauh lebih baik.

"Boleh duduk?" tanyanya melirik bangku yang Zura duduki.

Zura yang keberatan pun tidak bisa menolak, ini bukan kursinya, jadi untuk apa diperebutkan?

ZURA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang